Kasih itu Tidak Cemburu dan Allah yang Cemburu
Ada tertulis dalam Perjanjian Baru bahwa "Kasih itu tidak cemburu"(1 Kor 13:4). Tapi ada tertulis juga dalam Perjanjian Lama bahwa Allah itu cemburu (Kel 20:5; Ul 4:24). Apakah itu berarti Allah tidak punya kasih, atau bagaimana?
Sebelumnya mari kita ingat terlebih dahulu tentang tuntutan kasih di Perjanjian Lama dan di Perjanjian Baru.
Kasih didalam Perjanjian Lama yaitu Kita ditekankan untuk Kasih kepada Tuhan, dan didalam Perjanjian Baru kita ditekankan untuk Kasih kepada Tuhan Juga Kasih kepada sesama Manusia.
Dan kita juga jangan lupa bahwa manusia itu digambarkan sebagai ISTRI atau MEMPELAI PEREMPUAN. Sehingga manusia yang tidak setia itu diibaratkan sebagai istri yang tidak setia.
Bila mempelai perempuan ini berselingkuh, bisa dibayangkan betapa marahnya Sang Mempelai Laki-Laki. Seperti suami yang cemburu, Allah marah jika manusia berpaling kepada illah-illah lain.
Jadi, manusia yang digambarkan sebagai istri/mempelai perempuan harus memberikan kehormatan dan kemuliaan kepada suaminya.
Dari penjelasan diatas terlihat jelas bahwa cemburu belum tentu sesuatu perbuatan yang tidak memiliki Kasih.
Sekarang pertanyaannya,
Mengapa Allah itu Cemburu.? Berati, sama dengan pertanyaan Mengapa suami itu cemburu.?
Suami yang cemburu bila istri berpaling, merupakan tanda suami “KASIH” kepada istrinya.
Sekali lagi disini jelas bahwa Cemburu tidak selamanya berarti negatif atau tidak memiliki Kasih..
Lantas seperti apakah Cemburu yang tidak memiliki Kasih itu.?