Muhammadiyah adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan dunia, selain Muhammadiyah ada ormas Islam yang sama besar yaitu Nahdlatul Ulama (NU). Muhammadiyah berdiri lebih awal dari pada NU, ormas yang lahir pada 1912 tersebut dikenal dengan konsep Islam berkemajuan dan telah banyak menitihkan tinta emas untuk kemajuan agama bahkan negara.
Melihat tahun lahirnya, ormas tersebut lahir sebelum Indonesia merdeka, artinya, kontribusi Muhammadiyah tidak hanya pasca kemerdekaan tetapi ikut terlibat dalam berjuang melawan penjajah sehingga Indonesia merdeka seperti saat ini. Semangat KH Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah tergambar dalam pergerakan ormas ini, semangat menangkal tahayul, khurafat, dan motivasi pembaru menjadi tenaga ormas tersebut dalam bergerak.
Dengan usia 110 tahun, menegaskan ormas ini sangat mapan dalam segala hal, persebaran Muhammadiyah sudah tidak diragukan lagi lebih dari 50 PWM (Pempinan Wilayah Muhammadiyah) beserta dengan 19 PCIM (Pengurus Cabang Istimewa Muhammadiyah) tentunya dengan jumlah tersebut pergerakan Muhammadiyah tidak hanya bertumpu pada pusat, tetapi peran dan kiprah di daerah perlu diperhatikan, terutama peran dalam memajukan umat dan bangsa.
Gerakan Awal Muhammadiyah Tasikmalaya
Salah satu daerah yang terdapat gerakan dan amal usaha Muhammadiyah adalah daerah Kabupaten Tasikmalaya. Di daerah tersebut peranan Muhammadiyah dalam sektor ekonomi, pendidikan, dan sosial atau yang disebut degan amal usaha Muhammadiyah tidak bisa dipandang sebelah mata.
Kemajuan, khususnya di daerah tersebut dengan adanya pesantren Al-Furqan Singaparna dan penyebaran pesantren At-Tajdid beserta lembaga sekolahnya menjadi salah satu bukti peranan Muhammadiyah dalam memajukan umat dan bangsa.
Pada tahun 1965 PDM Kab. Tasikmalaya secara struktural dibentuk, akan tetapi secara kultural Muhammadiyah di Tasikmalaya jauh sebelum kemerdekaan yaitu pada tahun 1930-an tepatnya di daerah Rawa, Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya sehingga muncul tokoh-tokoh Muhammadiyah Jawa Barat yang aktivitas dan pergerakannya diawali dari Rawa, Leuwisari.
Menurut kang Dadan, ketua PDM Kabupaten Tasikmlaya dua priode (2005-2020) banyak muballigh dan aktifis Muhammadiyah Tasikmalaya berasal dari Rawa.
"Jadi sumber yang menjadi mubaligh dan aktivis Muhammadiyah Tasikmalaya sekarang itu dari Rawa, bahkan yang dari Bandung juga dari Rawa". Ucap Kang Dadan
Lanjutnya, beliau menyebutkan tokoh dari Rawa yang paling mutaakhir itu ada K.H Ezet Muttaqin, K.H Hambali Ahmad, dan K.H Ifing. Ketiga tokoh tersebut bukan hanya penggerak Muhammadiyah di Tasikmalaya, tetapi beliau berperan besar dalam dakwah Muhammadiyah di Jawa Barat.
Gerakan Muhammadiyah di Kabupaten Tasikmalaya secara struktural muncul pada tahun 1965 dengan tokohnya yaitu bapak Guru Wira Dimaja tepatnya di daerah Singaparna. PDM Kabupaten Tasikmalaya dengan usia 55 tahun pada tahun sekarang, artinya dengan mencapai setengah abad PDM Kabupaten Tasikmalaya telah memberikan pengaruh positif dan kemajuan bagi warga Tasikmalaya bahkan secara tidak langsung akan merubah keadaan bangsa dan negara.