Lihat ke Halaman Asli

Nikmat Menggambar Sketsa Cepat

Diperbarui: 24 Februari 2016   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sketsa sepeda motor saya."][/caption]Pada umumnya, gambar-gambar sketsa tangan yang saya lihat selalu menampilkan hal-hal yang terlihat indah atau menawan. Sketsa pemandangan alam, sudut-sudut kota, bangunan peninggalan penjajah, biasanya ditampilkan oleh para pembuat sketsa dengan hasil gambar yang sangat menawan. Berkali-kali saya terkagum-kagum ketika melihat gambar sketsa dari para sketchers dalam negeri maupun luar negeri. Melalui goresan pena dan sapuan kuas yang tepat muncul karya gambar yang mewakili situasi dan kondisi suatu tempat yang dijadikan ‘obyek gambar’.

Membuat gambar sketsa menurut saya terasa lebih menantang bila dibandingkan dengan memotret. Pada saat menggambar sebuah obyek di tempat terbuka, saya berkali-kali harus melihat sekilas lalu membuat coretan di atas kertas. Pada awalnya saya ragu-ragu untuk menarik garis awal, terlebih karena saya membuat coretan langsung menggunakan pena tinta yang tidak mungkin dihapus bila ada coretan yang ‘salah’. Berbeda keadaaannya bila kita menggunakan pensil. Coretan garis yang salah bisa ‘disamarkan’ dengan coretan baru.

 

[caption caption="Buldozer rusak."]

[/caption]Dalam program awal memulai kegiatan membuat sketsa, saya melakukan ‘pemanasan’ dengan obyek-obyek benda yang mudah dan bisa digambar dengan cepat. Obyek tersebut misalnya: sepeda motor dan rumah. Sebuah gambar sketsa selesai paling lama lima belas menit. Saya sengaja menyelesaikan gambar dengan waktu yang cepat karena tujuan saya memang hendak menyampaikan informasi berupa gambar secara simpel namun bisa dimengerti oleh publik.

[caption caption="Gambar pintu gerbang 'Brandenburg' di Cileungsi."]

[/caption]

Berkaitan dengan obyek benda yang saya buat sketsa, awalnya saya tertarik membuat sketsa benda-benda yang kondisinya telah rusak. Tampilan benda yang compang-camping karena ditelantarkan oleh pemiliknya membuat saya tergerak untuk membuat gambar-sketsanya. Saya merasa iba terhadap benda-benda tersebut. Sebagai misal, ketika saya membuat sketsa sebuah bulldozer yang tergolek di tepi jalan dan dijalari tanaman perdu. Saya bayangkan ketika bulldozer itu dulu digunakan untuk meratakan tanah area perumahan, tentulah fungsinya sangat vital.

Namun kini setelah tugasnya selesai, bulldozer itu dicampakkan begitu saja, seakan-akan tidak ada nilainya lagi. Contoh lainnya, sebuah rumah tinggal berarsitektur model rumah tradisional Betawi dan Eropa, terlihat rusak berat, berada di tepi jalan kampung. Saya tertarik untuk membuat sketsa rumah itu karena terpikir bahwa usianya mungkin hanya tinggal beberapa tahun lagi, sebelum nanti hancur ditelan usia tua. Pada masa lalu, rumah tersebut mungkin yang paling megah, namun kini justru yang paling buruk karena tidak terawat.[caption

caption="Warung Soto Semarang, di Cibinong."]

[/caption]Kini saya mulai membuat sketsa suasana luar ruang. Terasa ada sebuah perasaan nikmat ketika melihat sebuah obyek yang menarik, lalu secepatnya mengambil kertas gambar dan pen brush dari dalam tas, kemudian mulailah tangan saya membuat beberapa coretan di permukaan kertas dalam waktu yang singkat.

Hingga kini saya masih terkagum-kagum dengan professi penggambar sketsa yang bekerja ‘merekam’ suasana pengadilan di Negara Amerika Serikat. Mungkin karena ada aturan privacy atau larangan untuk memotret para terdakwa, maka peran pemberitaan di dalam ruang sidang akhirnya diambil alih oleh ahli gambar sketsa. Hal ini tentu membuat para ahli gambar sketsa bisa meluapkan kemampuannya untuk membuat gambar suasana persidangan dengan tepat dan menarik. 

Selasa, 23 Februari 2016.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline