Lihat ke Halaman Asli

Victory March di Kremlin, Rusia, Kalahkan Victory Day di Paris

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1431383678746678012

Perayaan kemenangan tentara Sekutu melawan tentara Jerman dalam Perang Eropa (Perang Dunia ke-2), selalu diadakan secara besar-besaran. Dua perayaan yang hingga kini masih tetap digelar secara kolosal adalah: Peristiwa kekalahan pasukan pendudukan Jerman di Perancis dan peristiwa kekalahan pasukan Jerman di Rusia.

Dua perayaan yang diadkan di Paris dan Moskwa itu selalu ditandai oleh parade militer besar-besaran oleh angkatan bersenjata kedua negara itu. Dalam kesempatan itu kedua negara tersebut akan mengerahkan semua jenis ranpur terbaru yang dimilikinya. Perancis akan menampilkan tank MBT 'Lectrec' serta kendaraan-kendaraan tempur miliknya yang bertonase ringan. Tak ketinggalan pesawat-pesawat tempur generasi lama juga dihadirkan untuk menghiasi angkasa di atas Paris, tepatnya di ruas jalan utama menuju ke 'Gerbang kemenangan' ('Arc de Triumph'). Yaitu: Mirage, Sepecat Jaguar, serta tim pesawat aerobatic yang menyemburkan asap tiga warna sesuai warna bendera Perancis. Defile pasukan angkatan darat Perancis juga tampil meyakinkan dalam barisan. Tak pernah ketinggalan adalah hadirnya pasukan Legiun asing Perancis yang memilki sejarah terkenal dalam berbagai medan pertempuran.

Tak mau ketinggalan dengan kehebatan parade militer Perancis, penguasa Uni Soviet (kini bernama Rusia) juga selalu melakukan perayaan besar-besaran dalam memperingati keberhasilannya mengusir tentara Jerman. Rusia seakan-akan ingin menyatakan diri bahwa kemenangan yang dicapai oleh tentaranya, yakni : Tentara Merah ('Red Army') saat bertempur melawan Jerman di wilayah luas bersalju, merupakan perjuangan penuh patriotic. Pasukan Jerman yang hendak menguasai Moskwa, gagal total setelah dihadang cuaca dingin dan salju tebal. Sementara itu di Leningrad, pasukan Jerman akhirnya dipukul mundur oleh ribuan tentara Soviet yang rata-rata berusia muda.

Rusia seolah-olah ingin menunjukkan bahwa perlawanan pasukannya dilakukan secara mandiri, total, dan habis-habisan, dengan segenap kekuatan yang ada. Tak bisa dipungkiri juga bahwa peralatan tempur berupa tank dan pesawat tempur Soviet saat itu ternyata dapat mengimbangi kehebatan pesawat tempur dan panser-panser Jerman.

[caption id="attachment_383158" align="aligncenter" width="483" caption="Konvoi MBT Rusia (sumber :RT Today)"][/caption]

[caption id="attachment_383159" align="aligncenter" width="483" caption="Pahlawan Rusia: T-34 (sumber: RT Today)."]

143138373086986617

[/caption]

[caption id="attachment_383160" align="aligncenter" width="483" caption="Tim aerobatik Rusia menggunakan pesawat Sukhoi (sumber: RT Today)."]

14313837741098978311

[/caption]

14313838641886815968

[caption id="attachment_383162" align="aligncenter" width="483" caption="Fighter-fighter Rusia. Sukhoi dan MIG."]

14313839061809725506

[/caption]

Kemenangan Soviet tidak bisa dilepaskan dari peranan tank tempur T-34 yang diluar dugaan dapat memberikan perlawanan secara lincah terhadap panser  Jerman, yakni: Tiger' dan 'Phanter'.

Seperti tradisi yang sudah berlangsung setiap tahun (tepatnya pada bulan Mei), maka pada hari Sabtu, tanggal 9 Mei 2015 yang lalu,  diadakan lagi perayaan 'Victory march' kemenangan atas tentara Jerman, dengan mengadakan parade militer besar-besaran. Sejumlah pasukan dari beberapa negara diundang secara khusus untuk ikut serta menyemarakkan parade kemenangan tersebut. Kepala negara dari Cina juga ikut serta duduk di panggung kehormatan mendampingi Presiden Vladimir Putin. Maklum saja, pada tahun ini perayaan hari kemenangan telah mencapai usia 70 tahun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline