Lihat ke Halaman Asli

Tugas Bu Susi dan Syair Lagu 'Nusantara'.

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan lautan hanya kolam susu.

Kail dan jala cukup menghidupimu.

Tiada badai, tiada topan kau temui.

Ikan dan udang menghampirimu.

Orang bilang tanah kita tanah surga

Tongkat kayu dan batu jadi tanaman.

Syair lagu berjudul 'Kolam Susu' itu identik dengan situasi yang ingin dikembangkan oleh Bu Susi Pudjiastuti. Menteri perempuan yang telah sukses berwirausaha dalam bidang penjualan hasil laut dan penyewaan pesawat-pesawat terbang berukuran kecil tersebut telah mengidentikkan tugas menjaga laut adalah tugas seorang perempuan, terutama tugasnya seorang ibu. Ketika tugas itu diserahkan kepada seorang perempuan, langsung terasa perbedaan aspek emosionalnya. Perhatian yang tulus dari Bu Susi sekaligus kemarahannya pada para pencuri ikan, sangat berbeda jauh dengan sewaktu posisi itu dijabat oleh laki-laki. Ketika urusan kelautan diserahkan pada pejabat birokrat, yang terdengar hanya kunjungan-kunjungan peresmian proyek maupun seminar-seminar yang terasa dingin. Namun keadaan langsung berubah drastia, saat tugas diserahkan pada Bu Susi.

Gairah untuk menjaga wilayah dan menggugah kekayaan laut seperi mengulang kembali syair-syair band Koesplus yang berupa rangkaian lagu-lagu pujian atas keindahan dan kekayaan alam Indonesia, yaitu: 'Nusantara'.

Dalam lagu 'Nusantara 3', yang berbunyi:

Sawah-ladang kuning meluas tanaman padi

Padang hijau penuh ternak dan sapi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline