Perjalan kali ini membawaku kembali ke kota Samarinda. Ini bukan pertama kalinya aku menginjakkan kaki di bumi Kalimantan Timur. Namun ini pengalaman yang cukup menarik bagiku. Sebelumnya aku pernah berada di kota ini, namun baru kali ini sempat menikmati kota ini meski tak menjelajah ke seluruh penjuru kota. Yang menarik dari kota ini adalah ketidakteraturan tata kota yang menurutku mungkin berkembangnya kota ini karena di tepian Mahakam, salah satu sungai terbesar di pulau Kalimantan. Sedikit ku perhatikan ketikan melintasi jalan di tepian Mahakam, beberapa masjid besar dibangun dengan karya agung yang megah. Bahkan sangat megah bagiku.
Yang menarik dari sekian masjid yang dibangun ini memiliki desain arsitektur yang hampir sama. Kubah besar dengan menara tinggi di sudut-sudutnya, dan bangunannya berada di pinggir sungai. Jarak antar masjid ternyata tak terlalu jauh, menurutku bahkan tak sampai 1 km. Menurut analisisku perkembangan Islam di kota ini lebih dominan melalui jalur sungai daripada jalur darat. Berbeda sekali dengan perkembangan Islam di pulau Jawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H