Lihat ke Halaman Asli

Sigit R

masjid lurus, belok kiri gang kedua

Lukita Dinarsyah Tuwo Sebut Urgensi Jaringan Gas Kota di Batam

Diperbarui: 19 November 2019   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Distribusi gas di wilayah kepualauan di Batam. Foto/Joko Sulistyo

Akhir-akhir ini, warga Batam, terutama kalangan ibu-ibu rumah tangga dipusingkan dengan lesapnya gas elpiji 3 kilogram dari pasaran. Selama beberapa hari, pangkalan-pangkalan gas yang ada di Batam mengalami kekosongan persediaan.

Sebagian warga merasa persoalan gas melon itu terlambat mendapat respon. Kendati begitu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam bersama Pertamina turun ke lapangan melakukan inspeksi usai warga meributkan persoalan itu di berbagai grup media sosial.

Tak kurang, Ketua DPRD Batam Nuryanto turut bersuara melalui media. Dikutip dari batamnews.co.id Jumat (15/11) lalu, Cak Nur meminta Disperindag, Komisi II DPRD Batam dan Pertamina menelusuri akar permasalahan kelangkaan gas tersebut. Menurut dia, kelangkaan gas yang terjadi berulang-ulang mestinya dapat diantisipasi. Dia menyesalkan, pihak-pihak yang bertanggung jawab mengurusi persoalan gas itu terkesan menunggu laporan resmi untuk bergerak.

Sementara, ditemui di Jakarta, Minggu (17/11) lalu, Bakal Calon Wali Kota Batam Lukita Dinarsyah Tuwo menyatakan, dirinya memantau persoalan gas dari berbagai media massa. Meskipun sedikit terlambat, Lukita mengapreseasi respon Pemko Batam dan Pertamina yang menggelar operasi pasar.

"Namun itu solusi jangka pendek, trouble shooting sementara. Mungkin hanya cukup untuk satu bulan saja," ungkap Lukita.

Bacawako yang mantan Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam itu menyebut, ke depan, harus ada solusi jangka panjang agar ada jaminan kebutuhan energi di Batam terpenuhi. Dia menyarankan agar ada evaluasi tata kelola dan distribusi untuk menjamin gas bersubsidi tepat sasaran.

"Jika perlu, penyalah gunaan harus diberikan punishment," katanya.

Setelah tata kelola dibenahi, Lukita mengajak masyarakat untuk turut memantau jika ada penimbunan dan penggunaan gas yang tidak tepat sasaran.

"Perlu juga adanya sosialisasi, imbauan kepada masyarakat yang mampu untuk berpindah ke gas non subsidi," lanjut Lukita.

Solusi jangka panjang yang perlu ditempuh adalah membangun jaringan gas kota. Sebagai perencana pembangunan yang berlatar belakan teknik industri, Lukita menganggap Batam lebih dari mampu untuk membangun jaringan gas kota.

"Potensinya ada, pasarnya ada. Sudah ada 18 ribu pendaftar yang mengantre, tinggal bagaimana merespon pendaftar yang belum terlayani itu," kata Lukita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline