Lihat ke Halaman Asli

Nama Mu: Detak Abadi di Jantung Puisi

Diperbarui: 28 Agustus 2017   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


(gambar: koleksi pribadi)

kita menangkap derak resah reranting pinus pada sebuah hari yang terik

berdua kita menyusur jalan berdebu di antara desau angin musim kering

kita menghidu aroma musim panas dengan sedikit nyeri di kepala

dan kecemasan-kecemasan yang coba kita abaikan dengan percakapan di sepanjang jalan itu

perihal kau, bagiku masih saja sebuah nama yang kulekatkan dalam semesta

belum terganti dan masih akan kueja di sepanjang ruas jalan yang siang itu kita datangi: seruas jalan tak berpagar dan begitu rengsa ditikam musim yang telah lama tak mengirimkan hujan

begitu gamang aku melangkah di sana

jika saja tak ada kau barangkali aku lebih memilih bergeming dalam dekap sunyi yang pasi

namun bersamamu ternyata banyak hal teduh yang bisa kusesap

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline