Hatta Rajasa (HR) menjadi cawapres Prabowo, semua orang sudah tahu. Meskipun Gerindra sebenarnya lebih memilih Mahfud MD sebagai wakil Prabowo daripada HR sebagaimana dikatakan Mahfud MD di program televisi "Mata Najwa".
Saya sependapat dengan Gerindra bahwMahfud MD yang seharusnya menjadi cawapres Prabowo. Pengalaman Mahfud MD jauh lebih lengkap daripada HR karena pernah menduduki jabatan eksekutif, yudikatif dan legislatif. Prestasi Mahfud MD saat menjabat ketua MK pun dapat dikatakan sangat baik.
Prestasi HR? saya tidak menemukan suatu kebijakan, tindakan atau pemikiran yang fenomenal dari seorang HR bagi bangsa ini. Padahal dia sudah menduduki berbagai jabatan menteri, mulai dari menristek sampai menko ekonomi. Yang terdengar justru kasus dugaan korupsi hibah gerbong kereta api dari Jepang saat menjadi Menteri Perhubungan, penyebutan namanya dalam kasus korupsi impor daging sapi di kementerian pertanian, ditambah kasus anaknya, Rasyid Rajasa yang menabrak dan menewaskan dua orang, tetapi hanya dihukum percobaan 5 bulan tanpa masuk penjara.
Dalam kasus Rasyid, HR dengan percaya diri menyatakan kalau anaknya sudah dihukum atas kesalahannya. Dengan memberi santunan kepada keluarga korban, HR menganggap anaknya wajar tidak perlu masuk penjara. Rasyid bebas bermain futsal, dan menemani HR jalan-jalan saat acara wayang kulit di candi borobudur padahal berstatus terdakwa, bahkan akhirnya Rasyid bisa melanjutkan kuliahnya di London.
Orang yang begitu minim prestasi kok bisa percaya diri mau menjadi wakil presiden, bahkan sebelumnya gembar-gembor mau menjadi presiden. Saya yakin, Prabowo memilih HR ini karena faktor suara partai dan tidak ada pilihan lain. Mau memilih Mahfud MD, partainya (PKB) malah berkoalisi dengan Jokowi. Mau memilih Abraham Samad, tidak ada beking partai. Mau memilih ARB, resistensinya jauh lebih besar. Memilih Aher, Hidayat Nurwahid atau Anis Matta, suara PKS lebih kecil daripada PAN. Akhirnya, terpaksa memilih HR.
Prestasi Prabowo, terlepas dari tuduhan pelanggaran HAM dan diberhentikan sebagai anggota TNI, sudah banyak disebutkan. Pengabdiannya kepada negara sebagai anggota TNI tidak terhitung karena tugas Prabowo lebih banyak di lapangan. Sudah banyak pengalaman tempurnya, seperti di Timor-timur dan Papua untuk menjaga kedaulatan bangsa. Prestasinya membawa Kopassus sebagai angkatan bersenjata pertama di Asia Tenggara yang menaklukkan puncak Himalaya patus diapresiasi juga.
Rekam jejak Jokowi juga terhitung baik sewaktu menjabat walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. Menjadi walikota terbaik nomor 3 dunia, dan berbagai gebrakan di Jakarta seperti lelang jabatan lurah/camat/kepala sekolah, e-katalog, normalisasi sungai, san transpransi anggaran dengan mengajak kerjasama BPK, BPKP, KPK sudah cukup membuktikan keberpihakan Jokowi terhadap kepentingan masyarakat. Prestasi Jusuf Kalla pun jelas, misalnya kebijakan konversi minyak tanah ke tabung gas, serta berperan dalam mendamaikan Aceh dan Poso.
Sekarang apa prestasi seorang HR sehingga kita layak memilihnya sebagai wakil presiden?? Prestasi tidak ada, kecuali jika menjadi besan SBY atau mertua Ibas dianggap prestasi. Belum jadi wapres saja sudah berbeda antara ucapan dan praktek sebagaimana disampaikan dalam debat capres tentang penegakan hukum yang tidak membolehkan diskriminasi hukum.
capek deeeh.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H