Lihat ke Halaman Asli

Sigit Irawantoro

Keterangan Profile

Sejarah Kerajinan Tembaga dan Kuningan di Boyolali

Diperbarui: 27 Agustus 2018   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Seiring dengan perkembangan zaman, kerajinan dari tembaga dan kuningan juga ikut berkembang semakin pesat. Sekarang banyak rumah rumah dan bangunan dihiasi dengan ornament kerajinan tembaga, mulai dari bagian atap, candela, pintu, dan masih banyak lagi.

Tidak hanya untuk bangunan saja, produk kerajinan yang diproduksi juga meliputi Kaligrafi, Logo-logo, Lampu, Stand, Relief, Patung, Vas Bunga dan masih banyak lagi. Yang mana anda bisa mendapatkan dengan harga dari yang paling murah hingga yang paling mahal.

Indonesia sangat beruntung sekali memiliki banyak orang yang memiliki keahlian dibidang kerajinan, sekarang kerajinan tembaga dan kuningan tidak hanya dijual dipasaran lokal namun kerajinan ini sudah menyebar luas hingga ke pasar manca negara dan ini menjadikan Indonesia semakin berkembang.

Sebagai orang Indonesia kita harus tahu bahwa negri kita ini kaya seni, salah satunya adalah kerajinan seni tembaga dan kuningan. Indonesia juga memang salah satu negara yang dengan jumlah seniman terbanyak didunia ini, ini didukung karena jumlah penduduknya banyak dari berbagai macam suku ditambah lagi sumber daya alam sebagai bahan seni yang tak terbatas maka tidak heran jika Indonesia memiliki karya seni fungsional yang mengandung nilai estetika tinggi.

Sebelum lebih jauh mengenal tentang kerajinan tembaga dan kuningan yang ada di Indonesia alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai sejarah adanya kerajinan tersebut berkembang di Indonesia.

Sejarah Kerajinan Tembaga dan Kuningan

Kali ini saya akan menjelaskan mengenai kerajinan tembaga dan kuningan di Indonesia, kerajinan temabga dan kuningan letalurgi bermula dari wilayah yang sekarang kerap kali dikenal sebagai suriah atau turki ini dikarenakan pada tahun sebelu masehi masyarakat di dunia mampu mengolah tembaga dan seng yang mana kedua bahan tersebut dicampur bersamaan dengan kadar yang bervariasi, kemudian menghasilkan logam kuningan dan tembaga.

Kemudian seiring berjalanya waktu pada abad 20 sebelum masehi kerajinan logam yang ada di laut Mediterania mampu membedakan bijih seng yang mengandung timah dan mulai mencoba sebuah percobaan dengan mencampurkan biji tembaga dalam peleburan dan pengecoran sehingga menjadi koin koin uang dan barang kerajinan lainya.

Kemudian setelah itu sekitar tahun 300 AD, kerajinan kuningan dan tembaga mulai berkembang hingga merambah ke benua eropa yang meliputi negara jerman dan belanda. Pada awalnya pengrajin tidak mampu membedakan biji seng dan biji tembaga mereka hanya memahami seng adalah jenis mineral yang sama yakni logam.

Hingga tahun 46 seorang jerman, ilmuan Andreas Siggismund mengidentifikasikan bahwa seng adalah salah satu mineral yang memiliki berbedaan tersendiri. Setelah itu kuningan digunakan sebagai bahan dasar semua produk kerajinan dengan beberapa kombinasi dengan tembaga yang mana bahan ini memiliki keuntungan tahan korosi dan sifatnya sifatnya yang lain yang banyak menguntungkan.

Kemudian karena penjajahan di indonesia perkembangan kerajinan itu sampai ke Indonesia dan banyak sekali penduduk Indonesia jaman dahulu yang mewariskan keahlian pengrajin secara turun menururn hingga sekaran, oleh karena itu kerajinan kuningan dan tembaga bisa berkembang hingga sekarang, dan menjadi mata pencaharian sebagian warga Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline