Makna "pinggiran" dalam judul di atas cakupannya lebih yaitu warga masyarakat yang tak mempunyai kemampuan mengakses layanan publik. Tentunya banyak faktor penyebabnya, mulai dari ketiadaan biaya transport, waktu terbatas, atau terkendala kondisi geografis.
Dalam konteks ini, warga masyarakat di wilayah perkotaan pun bisa masuk kategori masyarakat pinggiran. Meskipun mereka secara jarak tak jauh dari lokasi kantor layanan publik. Menyadari problematika sosial dan geografis di Indonesia, Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) meluncurkan Mobile Customer Service (MCS).
Layanan MCS BPJS ternyata mendapat sambutan positif masyarakat, seperti laporan dari detik.com (12/12/2019) di Jakarta
Menurut reportase detik.com, Yati (38) seorang warga Pejompongan Jakarta sangat merasakan manfaat layanan MCS ini.
"Tadi nanya ke orang-orang ada apa ramai-ramai. Pas tahu (ada layanan MCS) sekalian saya daftar. Sebelumnya ada kendala di administrasi, anak saya di KK salah jenis kelamin. Makanya baru daftar sekarang, pas banget ada (MCS) ini," ujar Yati seperti dilansir detik.com.
Dalam paparan di depan blogger penggiat kesehatan di Hong oKong Cafe, Jakarta (8/12/2019), Humas BPJS M Iqbal Anas M mengatakan layanan jemput bola MCS ini sebenarnya sudah lama dilakukan pihaknya.
Menariknya layanan keliling bagi masyarakat fitur pelayanannya hampir sama apabila peserta atau calon peserta datang langsung ke kantor cabang BPJS. Ada pun layanan lewat MCS ini antara lain :
1. Pendaftaran Baru
Calon peserta bisa langsung mendaftarkan kepesertaan KIS - BPJS lewat petugas di MCS dengan membawa persyaratan utama yaitu KTP.
2.Update Data Peserta
Untuk peserta KIS - BPJS juga bisa memanfaatkan layanan MCS untuk memperbaharui data yang keliru pada kartu peserta, seperti nama, alamat.