Apa yang menonjol dari cerita mudik 2019 ini ? Tentu berbeda sekali dibandingkan tahun lalu perbedaan itu terungkap dari komentar warganet (netizen) di timeline media sosial. Satu hal yang menonjol dari event tahunan ini adalah percepatan waktu tempuh perjalanan, terutama dari Jakarta ke kota - kota di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Seorang warganet dengan diksi kocak mengeluh kepada Jokowi karena perjalanan mudik dari Jakarta ke Semarang terlalu cepat hanya sekitar 6 jam sudah termasuk istirahat 2 kali di rest area. Lain lagi salah satu pemilik account di twitter mengucapkan terima kasih ke Presiden Jokowi yang telah mempercepat perjalanan mudiknya, ia membandingkan Jokowi dengan "si dia"(mantan pacarnya) yang telah membuat hidupnya susah.
Dari berbagai komentar warganet di dunia maya kita bisa melihat aura keceriaan selama mereka menempuh perjalanan ke kampung halaman, tak heran bila di sela - sela waktu perjalanan para pemudik masih bisa bercanda ria di media sosial dengan berbagai ekspresi dan diksi. Menilik lebih dalam komentar warga tentang waktu tempuh perjalanan bisa terlihat ada sebuah fenomena "surprise" pada event tahun ini.
Darmawan Prasodjo, Deputy I Kantor Staf Presiden (KSP) dalam Diskusi FMB 9 di Kantor KSP Bina Graha (19/06/2019) mengatakan otak kita perlu dikalibrasi lagi untuk dapat memahami fakta perjalanan mudik tahun ini, menanggapi fenomena dari para pemudik tersebut. Deputy I KSP tahun ini mengemban tugas penting dari Presiden Joko Widodo untuk mengkoordinasikan dan mengurai kemacetan event mudik dengan semua stake holder mudik agar berjalan aman, lancar dan lebih baik dari tahun lalu.
Bukan rahasia lagi setiap tahun event mudik selalu dihantui oleh kemacetan di jalan berbayar (tol) dan jalan - jalan nasional selain tingginya angka kematian akibat kecelakaan. Pada tahun 2019 ini situasi ini tak lagi dihadapi sebagian pemudik dengan kendaraan pribadi yang lewat tol dan jalan nasional.
Inovasi Stakeholder
Kesuksesan pengelolaan event mudik 2019 tak lepas dedikasi tanpa batas segenap stakeholder yakni Kementerian dan Lembaga pemerintah. Tanpa dedikasi dan kreatifitas mengeksekusi perencanaan, hasil memuaskan sulit dicapai. Berdasarkan pantauan Darmawan Prasodjo tak hanya dedikasi tapi stakeholder sangat cerdas dan kerja keras mengeksekusi solusi di lapangan.
Ketersambungan jalan tol Merak - Probolinggo, dan Bakauheni - Kayu Agung tak dipungkiri memberikan dampak signifikan bagi kelancaran arus mudik 2019 ini. Menurut Darmawan jalan tol adalah hardware pendukung lalu lintas namun pengalaman tahun lalu hardware saja tidak cukup terbukti tahun lalu gerbang tol Cikampek masih menjadi biang kemacetan. Ia menambahkan pada tahun ini pengelolaan mudik didukung oleh softaware yang canggih yakni management lalu lintas yang terencana dan terpadu.
Satu hal penting dari pemaparan Darmawan adalah inovasi stakeholder untuk mengubah perilaku pemudik demi kelancaran lalu lintas. Seperti dilakukan Korlantas Polri dan Jasa Marga lewat rekayasa lalin kontra flow dan one way terjadwal pada jalan tol yang dipromosikan jauh - jauh hari.
"Pada tahun lalu rekayasa lalin satu dilaksanakan tergantung kebutuhan lapangan atau sifatnya reaktif sedangkan tahun ini dilakukan secara prediktif", jelas Darmawan di acara FMB9 ini.
Di lapangan ternyata sangat efektif, pada sesi keberangkatan pemudik lewat darat dari Jakarta ke arah Jawa berjalan lancar. , sebaliknya untuk arus balik metode ini juga dilaksananakan. Sayang faktor libur yang pendek paska lebaran jalan tol dan nasional ke arah Jakarta dipenuhi kendaraan yang mengejar waktu.