Lihat ke Halaman Asli

Sigit Budi

TERVERIFIKASI

Content Creator

Peluang dan Ancaman Situs "e-Commerce" Asing

Diperbarui: 6 Oktober 2016   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://efficientgov.com/

Memasuki era ekonomi digital, Indonesia menjadi fokus perusahaan start-up internet dari berbagai negara, mengingat pengguna internet di Indonesia kini sudah mendekati angka seratus juta pengguna. Potensi bisnis di negara kita tidak main-main, bila perusahaan-perusahaan itu mampu meraup sepuluh persen pengguna saja, dengan asumsi tiap pengguna membelanjakan uang sebesar seratus ribu rupiah per kepala per bulan, perusahaan itu mampu meraih pendapatan satu miliar per bulan dari pasar Indonesia.

Sejumlah perusahaan start-up dari negeri Singapura, Malaysia, Jerman, Amerika, Rusia, Australia, dan China sangat antusias berekspansi ke pengguna internet di Indonesia dengan berbagai tawaran produk, seperti jasa keuangan yang dikenal dengan situs financial technology (fintech), home & décor, platform e-commerce, marketplace online, forex dll..

Data-data itu terambil dari riset kecil di beberapa situs yang banyak menawarkan pekerjaan untuk tenaga lepas (freelancer) yang berbasis di Singapura dan Amerika. Ternyata, banyak perusahaan start-up di Singapura dan Malaysia mencari tenaga kerja lepas dari Indonesia untuk mendukung materi isi web (web content) yang dibuat dengan bahasa Indonesia. Jelas sekali bahwa situs-situs itu memang membidik pengguna internet dari Indonesia, sementara hasil riset kecil di situs freelancing dari Amerika Serikat juga demikian. Dengan kata kunci (keyword) “Indonesia” atau “Indonesia Jobs”, akan muncul sejumlah penawaran pekerjaan untuk para tenaga kerja lepas di Indonesia. Berbagai jenis pekerjaan ditawarkan, mulai dari programmer, video editor, penulis, hingga data entry.

Menarik di sini, situs-situs sengaja merekrut tenaga lepas dari Indonesia untuk membuat konten berbahasa Indonesia. Mereka dalam salah satu persyaratannya mencantumkan syarat “Indonesian native”. Peluang pekerjaan sebagai tenaga lepas untuk pekerjaan-pekerjaan berbasis web atau pekerjaan yang bisa dikerjakan dari jarak jauh sangat terbuka. Situs-situs dari luar itu menawarkan imbalan dalam bentuk USD, USD Singapura. Cina sebenarnya sudah memulai membidik pasar internet di Indonesia terlebih awal. Beberapa tahun lalu, beberapa web besar dari negeri Tirai bambu telah membuat halaman-halaman “mirror” dengan bahasa Indonesia.

Keadaan ini sebenarnya sebuah peluang bagi tenaga-tenaga profesional Indonesia untuk mencari tambahan penghasilan, tapi pada sisi lain juga sebuah ancaman bagi keberadaan perusahaan-perusahaan start-up di Indonesia yang saat ini baru merangkak. Secara khusus kita tidak bisa menahan tenaga profesional dari Indonesia untuk bekerja di perusahaan start-up dari luar negeri. Yang perlu dipikirkan, bagaimana agar perusahaan-perusahaan start-up domestik agar tidak kekurangan tenaga kerja profesional, karena tidak menutup mata bahwa Indonesia miskin tenaga siap pakai untuk industri e-commerce. Sebuah peluang sekaligus ancaman.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline