Lihat ke Halaman Asli

Sigit Raharjo

orang biasa yg sedang belajar menulis,semoga berguna

Jokowi= Indonesia Emas

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tulisan ini terinspirasi dari sebuah berita yang saya tonton dari redaksi pagi Trans 7 sebelum saya berangkat kerja tadi pagi. Dimana siarannya sedang memberitakan bagaimana “sang Jokowi”, dielu-elukan siswa salah satu SLTA di Jakarta, ketika beliau berkunjung ke sekolah tersebut dalam rangka meninjau pelaksanaan kurikulum baru mendampingi pak Wapres Budiono. Yang menjadi keheranan bercampur keharuan hati saya dimana siswa secara spontan dan antusias melihat dari depan kelasnya masing-masingdan tidak itu saja mereka juga menyerukan yel-yel“ Jokowi, Jokowi …. Jokowi” dan sepertinya tanpa komando, jauh mengalahkan pamor Bapak Wapres Budiono. Dalam hal ini saya tidak berbicara kalah menangtetapi lebih melihat dari kerinduan “rakyat” akan pemimpin yang “berkarakter Jokowi”.

Bagi saya Jokowi adalah sebuah symbol “karakter arif” yang dikehendaki “rakyat”, di 2014 ini ; tidak dapat di sangkal dan di pungkiri. Artinya kalau yang terpilih tidak memiliki “karakter Jokowi”, sedikit banyak rakyat akan kecewa atau sedikit banyak tidak terpuaskan. Itu mungkin sebuah tanda tanda alam ya.

Saya tidak heran sih kenapa nama jokowi bisa semoncer itu sampai rakyat histeris begitu, karena manajemennya adalah “manajemen upaya maksimal”, semua dana,kebijakan selalu tujuanya digunakan untuk kemakmuran rakyatnya sebesar-besarnya,walau masih tetep banjir tapi rakyat udah melihat bagaimana upaya pemimpinnya yang tidak main-main dalam mengatasinya, dan rakyat tidak marah tetapi maklum jika belum ditemukan solusi terbaik, kata belum ditemukan berarti sudah di cari tapi belum dapat, begitu kira-kira artinya, bukan tidak pernah di cari solusi, berbeda. Kalau kita berhitung hasil terus, saya yakin tidak akan pernah ada action.

Kalaupun Jokowi menjadi Capres, dalam pandangan saya bukan berarti lepas tanggung jawab terhadap Jakarta. Tetapi justru sebaliknya Jokowi akan mengambil tanggung jawab yang lebih besar untuk lebih mudah koordinasi tentang Jakarta dan hal lain yang selama ini madeg dan menjadi hal yang mustahil (baca: monorel, KJS,KJP dll) hayo siapa yang mau protes tentang Sodetan cisadane jika Presiden Jokowi yang mengkoordinasikan tentu menteri PUnya juga akan berpikir dan bekerja keras supaya efek sodetan tidak menyengsarakan rakyat tangerang dan sekitar sungai cisadane.tinggal perintah dan laksanakan, gitu aja kok repot. Jadi rakyat daerah lain juga pingin di pimpin oleh “Jokowi”, supaya semua harapan dan mimpinya cepat menjadi nyata, bukan sekedar wacana saja.

Seandainya saja “karakter Jokowi” yang menjadi Presiden atau Pak Jokowinya yang jadi Presiden saya yakin Indonesia akan mengalami jaman keEmasanya. Tetapi nanti dulu, pengertianya bukan ketika Jokowi menang kita langsung tidak miskin, tidak banyak utang,tidak sakit dan jalan tidak macet dan sebagainya, itu adalah pemikiran kekanak-kanakan.

Bagi saya jaman keEmasan kita terjadi kala pemimpin dan rakyatnya bekerja sekeras-kerasnya secara bersama-sama untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan mejadi yang terbaik, tidak ada lagi ruang untuk korupsi, kemalasan, nina bobok tentang kita adalah Negara yang kaya,tongkat kayu jadi tanaman, tetapi kita ganti dengan lagunya D,massif (jangan menyerah dan jangan menyerah).Saya ibaratkan Negara kita sedang berlari menuju garis finis, kecepatan kita selama ini mungkin sudah mendapat piala perunggu ataupun perak. Kita harus bermimpi dan menyadari kita harus menambah kecepatan berlari lagi untuk bisa meraih Emas, semakin cepat dan semakin cepat dan saya yakin kita bisa. Jadi dalam pandangan saya pribadi, Mencapai Emas itu yang terpenting adalah “bisnis prosesnya”, ketika sudahmencapai Emasnya itu sih perkara mudah untuk menikmatinya.

Kalau “karakter Jokowi” ataupun Jokowi yang jadi presiden kita Indonesia 2014 maka saya ucapkan selamat memasuki Indonesia di jaman keemasannya, selamat tinggal Korupsi, Kemiskinan dan air mata penderitaan karena pemimpin yang tidak perduli, selamat sukses dan sukses selalu , salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline