Lihat ke Halaman Asli

Sigit

TERVERIFIKASI

Mimpi-mimpi yang menjadi kenyataan

Bahaya dan Kebiasaan Buruk Para Perokok

Diperbarui: 20 Februari 2017   02:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto|13NewsNow.com

Tidak pernah ada kata bosan untuk mengkampanyekan bahaya rokok bagi kesehatan, saya mulai dari orang terdekat, keluarga sampai rekan kerja di perusahaan. Jangan pernah menyerah untuk menyadarkan mereka, bahwa tanpa rokok kita masih bisa berfikir secara normal dan hidup sehat. Beda bahaya rokok, beda juga bahaya narkoba. Jika kebiasaan menggunakan narkoba, maka tubuh sampai otak akan berontak jika tidak mengkosumsinya. Namun bagi para perokok aktif, keluhaan ringan yang sering kita dengar, tidak merokok tak bisa kerja, kepala pusing, mulut berasa kecut dan masih banyak lagi jika disebutkan semua. 

Awal yang sangat sulit bagi perokok yang ingin menghentikan kebiasaanya, sering melamun adalah hal yang paling sering saya jumpai. Namun saya yakin hal tersebut tidak akan berlangsung lama, perbanyak aktivitas maka lama-kelamaan akan terbiasa dengan sendirinya. Berhentinya perokok dari kebiasaanya tentu tak lepas dari niat si perokok, tanpa niat dan usaha jangan harap mulut anda akan bebas dari filter rokok. Tidak mustahil juga anda yang sering berfikir tidak mungkin bisa berhenti merokok tiba-tiba dapat berhenti seketika.

Saya masih sering melihat perokok di dalam angkutan umum, untuk yang selalu menggunakan angkutan umum pasti masih sering melihat kejadian tsb. Orang yang merokok tadi cuek, padahal yang duduk didalam sudah merapatkan jari tangan menutup mulut rapat-rapat. Semua terdiam pasang muka masam, namun tidak ada juga yang berani menegur si perokok. Lalu siapa yang berani menghentikan perokok itu, biasanya hanya ibu-ibu yang kritis berani menegurnya. Padahal ya setelah di tegur, si perokok langsung mematikan rokoknya dan meminta maaf. 

Memang sudah seharusnya aktivitas merokok dilakukan ditempat yang selayaknya, jika di kota besar sudah banyak di aturan dengan sederet hukum jika melanggarnya. Kurangnya kesadaran masyarakat khusus yang merokok, serta tidak seriusnya pemerintah dalam menerapkan aturan yang sudah dibuat membuat kondisi tersebut terus berlangsung sampai detik ini. Dibuatnya zona khusus bagi para perokok di anggap merepotkan karena selalu di buat jauh dan terasing dari keramaian. Namun itulah salah satu cara negara untuk menjaga lingkungan agar bersih dari paparan asap rokok.

Beda di kota besar berbeda pula aturan merok di daerah kota-kota kecil, di desa maupun pelosok kampung. Walaupun di wilayah pedesaan tidak ada aturan yang mengikat untuk merokok, namun sudah banyak yang paham akan bahaya rokok. Merokok dilakukan di luar rumah, namun sayang masih sembarangan membuang puntung rokok. 

Kebiasaan tidak mematikan puntung rokok yang masih menyala juga menjadi kebiasaan yang sangat sulit dirubah di kalangan perokok. Padahal puntung rokok yang masih menyala sangat berbahaya, bukan hanya paparan asapnya tapi juga bahaya terjadinya kebakaran.

Dari pengamatan pribadi, ada beberapa kebiasaan para perokok yang sering saya temukan. Namun perlu di ketahui juga, hal tersebut dapat menimbulkan bahaya lebih besar selain masalah kesehatan. Bagi sahabat kompasianer yang punya pengalaman mungkin dapat melengkapinya.

  • Membuang puntung rokok pada asbak, namun tidak mematikan apinya terlebih dahulu. Beranggapan jika membuang puntung rokok pada asbak, maka selesailah semua urusan. Faktanya saya sering menemui pada jenis asbak yang bagian atas ada tempat asbak dan bawah untuk tempat sampah ringan, puntung rokok di buang di bagian tempat sampah dengan kondisi api yang masih menyala. Diambil saja susah, apalagi mau mematikan asapnya.
  • Membuang puntung rokok ke lantai atau tanah, kemudian menginjaknya agar apinya mati. Tapi sayang tak melulu perokok mengecek apakah puntung rokok sudah mati atau belum, akhirnya asap yang di timbulkan terhirup oleh orang sekitar.
  • Ketika sedang menunggu seseorang ditempat terbuka, seorang perokok pasti merokok. Dan ketika yang di tunggu datang tanpa sadar membuang begitu saja puntung rokok tanpa memikirkan bahaya yang bisa terjadi. Belum hilang dari ingatan, beberapa minggu yang lalu saya meilhat dua orang sedang menunggu bis jemputan kerja sambil merokok. Ketika datang bus yang di tunggu, secara bersamaan dua orang tersebut melempar puntung rokok begitu saja dengan kondisi api masih menyala. Padahal di sekitar tempat tsb lumayan ramai, dan butuh waktu sedikitnya dua menit sampai api pada puntung rokok padam.
  • Membuang puntung rokok dari dalam kendaraan, hal tersebut masih sering juga saya temui. Dari supir angkutan umun sampai mobil mewah juga melakukanya. Sepertinya memang susah merubah suatu kebiasaan jika sudah mendarah daging.
  • Merokok sambil mengendong anak balita, inilah yang paling tidak saya sukai. Sahabat dekat saya masih saja melakukanya kendati sudah sering saya peringatkan. Jadi kampanye anti rokok di mana seorang ayah mengendong balitanya ternyata tidak berpengaruh sama sekali.

Sadarkah mereka jika puntung rokok yang tidak di matikan sangat berbahaya, paparan asapnya lebih berbahaya apalagi apinya yang dapat mengakibatkan kebarakan. Bekas puntung rokok dapat mencemari lingkungan, sedangkan aturan pembuangan puntung rokok belum bisa di terapkan sampai saat ini. Namun saya yakin mereka para perokok sudah sangat paham akan bahaya yang di timbulkan. Kampanye anti tembakau selalu gencar dilakukan, namun seolah tak mau kalah  iklan rokok dengan gagah selalu menghiasi setiap sudut kota.

Saya pernah menjadi seorang perokok dan saya sadar akan bahaya yang di timbulkan, namun tidak segampang membalikan telapak tangan bagi seorang untuk merubah suatu kebiasan. Apalagi berhenti dari kebiasaan merokok, jika sudah kecanduan apalagi sudah menjadi perokok selama berpuluh-puluh tahun lamanya pasti akan sangat sulit namun bukan tidak mungkin loh.

Mencoba menghentikan kebiasaan merokok tak melulu dengan cara yang instan, begitu juga untuk menyadarkan para penikmat rokok tak mesti dengan cara yang super lebai. Untuk para penikmat asap rokok, jangan berhenti hanya karena takut di putus oleh pacar, takut pada istri yang selalu ngomel setiap hari. Jika itu dilakukan, percayalah anda akan kembali merindukan asap rokok dan menikmatinya dengan cara berbeda. 

Membuat seseorang berhenti merokok jangan dengan cara berdebat, kalkulasi harga rokok, manakuti dengan segudang penyakit yang bakal di derita, sungguh itu tidak akan mempan. Berkomunikasilah dengan bertanya, masih adakah niat anda untuk berhenti merokok? Jika jawabnya tidak, maka akan sangat-sangat sulit. Namun jika jawabnya ada, maka bantulah ia untuk mewujudkanya. Sudah dua orang rekan kerja saya yang akhirnya berhenti merokok, awalnya memang sulit untuk melakukanya namun sekarang sudah bisa karena sudah terbiasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline