Baru kepentok dikit karena masalah kantor eh langsung baper, banyak tekanan dalam pekerjaan eh alasan kesehatan mental, habis itu karena merasa enggak kuat lagi kerja di kantor eh malah buru-buru resign dari kantor.
Ya, resign prematur, inilah fenomena dinamika dunia kerja yang kekinian melanda Gen Z. Baru sebentar mengarungi dunia kerja tapi karena alasan-alasan ketidak cocokan tertentu eh langsung resign begitu saja tanpa pertimbangan matang.
Padahal, yang namanya dinamika dunia kerja itu akan selalu penuh tantangan, dan itu harus dihadapi dan ditaklukan dengan mental yang tangguh.
Pandangan negatif bahwa gen z adalah generasi yang rapuh, mudah baperan, hingga enggak beretiket malah jadi semakin terstigma dengan sendirinya. Inilah yang penting harus di sadari para gen z.
Kalau sedikit-sedikit karena enggak cocok dengan iklim kerja kantor langsung resign prematur, maka tentu saja ini bukan hal baik, karena kedepannya akan berdampak pada masa depan karier gen z sendiri.
Bisa-bisa kalau kerap resign prematur yang diterapkan gen z, maka kantor di luar sana akan menandai atau mem-blacklist gen z, sehingga gen z malah jadi sulit keterima kerja lagi di kantor lainnya.
Oleh karenanya, perilaku resign prematur dikalangan gen z ini jangan dibudayakan, jangan buru-buru resign hanya karena sedikit-sedikit enggak cocok dengan kantor, pikirkan dulu dengan matang.
Karena kalau budaya resign prematur ini jadi kebiasaan, maka akan berdampak pula kedepannya bagi perkembangan karier para gen z di dalam dimamika dunia kerja.
Lantas, apa yang bisa diterapkan gen z untuk menghilangkan budaya resign prematur ini?