Micromanaging adalah cara yang digunakan seorang atasan dalam memimpin tim dengan melakukan perhatian, pengawasan, dan pengendalian terhadap pekerjaan bawahannya atau karyawannya secara berlebihan. Biasanya, manajer yang melakukan micromanaging akan terlibat langsung terhadap pekerjaan para bawahan.
Ya. Atasan dengan tipikal micromanaging ini adalah tipikal kepemimpinan yang dapat mengusik para bawahan dari segi fokus dalam pekerjaan hingga dapat berdampak pada psikis dan kesehatan mental para bawahan, serta dapat menghambat mutu kualitas kerja para bawahan.
Sejatinya bila diterapkan pada waktu yang tepat, micromanaging ini sebenarnya dapat memberikan keuntungan, hal ini dalam rangka bagaimana seorang atasan perlu memonitoring dan mengendalikan kinerja para bawahan secara saksama.
Namun terkadang, proses micromanaging yang diterapkan terlalu ke bawah dan mendalam banget, hal-hal yang terlalu detail jadi sorotan, apa-apa soal pekerjaan dan project jadi sorotannya dan dicampurinya. Inilah yang menyebabkan bawahan jadi terbebani mentalnya karena di-micromanaging oleh atasan langsung.
Tapi yang jadi pertanyaan adalah, kenapa atasan sampai menerapkan micromanaging? Jangan-jangan dari para bawahan sendiri yang hasil kerja enggak beres dan kinerjanya kurang, sehingga atasan sampai secara mendalam melakukan micromanaging kepada Anda? Inilah yang perlu dicari tahu sebabnya.
Lantas apa saja itu?
1. Kenapa atasan sampai tidak pernah puas dengan hasil kerjamu dan kinerjamu.
Nah, ini patut jadi introspeksi diri, jangan-jangan Anda sendiri yang kerap ceroboh dengan hasil kerja Anda, termasuk kinerja Anda yang kurang mumpuni. Sehingga atasan sampai merecoki Anda dalam hal pekerjaan Anda.
Oleh karenanya, pastikan apa yang menjadi hasil kerja Anda optimal, kinerja Anda sesuai visi dan misi organisasi. Sehingga atasan menjadi puas dengan hasil kerja dan kinerja Anda, tidak sampai melakukan micromanaging kepada Anda.