Partner kerja bareng old talent apa iya semenyusahkan itu?
Ya, tidak sedikit dari kita yang mengalami kesulitan ketika harus berpartner kerja bareng old talent.
Ada yang merasa terkendala karena old talent gampang baperan, terlalu mengatur, maunya mendominasi, selalu unjuk keseniorannya, mempermasalahkan gap usia, enggak bisa terima ketika jadi bawahan, dan sebagainya.
Saya yang masuk kategori young talent pernah mengalami kendala-kendala tersebut. Awalnya saya sulit mengatasi partner kerja saya yang old talent ini. Apalagi pas juga kebetulan beliau adalah bawahan saya.
Semestinya biarpun beliau senior jauh secara usia dari saya, tapi karena secara hierarki organisasi beliau adalah bawahan saya, ya harusnya hierarki bawahan atasan tetap berlaku dong, tapi ini beliau merasa tetap di atas daripada saya, kan enggak bisa begitu, tetap hierarki yang harus berlaku.
Sempat hampir frustasi saya untuk mengatasinya, betapa menyusahkannya ternyata berpartner kerja bareng old talent ini.
Namun demikian saya tetap berupaya mencari solusinya terkait bagaimana saya bisa mencapai chemistry dalam berpartner kerja bareng old talent ini.
Lantas apa solusi yang bisa diterapkan?
1. Rebut hati old talent dengan bijak.
Ya, tidak dimungkiri, hati para old talent ini semakin beliau senior usia maka semakinlah juga hatinya peka, halus, dan gampang baperan, bahkan semakin kekanak-kanakan.
Kesenggol dikit aja, eh langsung ngambek. Kepentok dengan tindakan kita yang dianggapnya menyakitinya eh langsung wafer eh baper.