Dear Kampungku.
Ah sekarang sudah ramai banget dengan para pendatang yang merantau di kampungku.
Kami warga asli yang sejak kecil hingga dewasa sudah jadi penghunimu ini, kok rasa-rasanya seperti jadi tamu di rumah kami sendiri. Kami kok merasa jadi minoritas di Kampung sendiri ya.
Ah, sepertinya itu hanya perasaan kami saja kali ya. Memang kalau main perasaan bawaanya jadi baper aja. Dahlah lebih baik kami hilangkan perasaan-perasaan yang jadi prasangka itu.
Lebih baik kami berpikir matang dan dewasa untuk menerima realita dinamika perubahan yang selalu dinamis ini.
Kampungku, meskipun kini telah dihuni banyak para pendatang, kami berharap kedamaian dan kerukunan selalu terjaga dengan baik. Kami berharap toleransi dan tepo saliro selalu terjaga dengan baik.
Antara warga asli kampung dan warga pendatang selalu rukun dan damai dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika di NKRI yang kita cintai bersama ini.
-----
Dear para warga pendatang di kampungku.
Kami tak pernah menolak kedatangan kalian dan eksistensi kalian di kampung kami ini, kami selalu terbuka dan realistis menerima dinamika perubahan yang dinamis ini.