Lihat ke Halaman Asli

Sigit Eka Pribadi

TERVERIFIKASI

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

Dear dr. Andri, Apakah Penderita Gangguan Kejiwaan Itu Bisa Sembuh Total?

Diperbarui: 10 Oktober 2022   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dear dr. Andri, Sp. KJ, FAPM. Mohon izin, saya Kompasianers Sigit Eka Pribadi, jadi begini dokter, suatu kali saya pernah dilanda enggak fokus kerja ataupun enggak konsentrasi dalam bekerja, dan sering bimbang saat mengambil keputusan.

Suatu kali saya juga pernah merasa mindset saya seperti terbelenggu, dirundung rasa ketidakpastian hingga mengurung diri sendiri dalam persepektif sendiri.

Bahkan dilanda rasa enggak percaya kepada rekan kerja atau dalam hal ini bawahan saya sampai terkadang saya berlaku one man show soal kerjaan.

Ya, kira-kira begitulah kiranya yang pernah saya alami dalam dinamika dunia kerja, yang ternyata usut punya usut kalau saya baca dari berbagai referensi literasi, saya termasuk sedang terkena mental block.

Nah, apa yang saya alami di atas, ternyata membuat saya tertekan hingga merasa stres dan depresi. Parahnya lagi, saya juga penderita Gerd dan penyintas Covid-19, yang pada ujungnya ternyata secara simultan akibat dari stres dan depresi ini justru malah membuat lambung dan ulu hati saya semakin sakit. Makan enggak enak, rasa mual, bahkan hingga muntah alias Gerd saya sering kambuh.

Tambahnya lagi nih dokter, rasa traumatis saya akibat kena covid-19 parah muncul lagi, sehingga saya semakin dilanda stres dan depresi berat, hingga akhirnya dilanda gangguan kecemasan dan panik berlebihan.

Bahkan fobia berlebihan pun melanda, saya seperti kena serangan jantung atau merasa dalam kondisi gawat darurat ketika lambung dan ulu hati semakin terasa seperti diiris dan dada semakin sesak.

Jujur dokter, saya sudah berobat ke dokter spesialis kejiwaan terkait keluhan saya ini, saya diresepkan obat penenang ataupun anti depresan, termasuk diberi pencerahan-pencerahan soal bagaimana mengelola stres dan depresi termasuk soal gaya hidup dan soal dunia kerja.

Sejujurnya lagi dok, saya awalnya enggak percaya dan enggak terima ketika saya dirujuk ke dokter spesialis kejiwaan, karena saya merasa normal saja sih, tapi akhirnya saya sadar bahwa memang ada yang enggak beres terkait kesehatan jiwa saya.

Singkatnya Dok, dari hasil konsultasi rutin ke dokter spesialis kejiwaan ini, pelan-pelan saya mulai bisa mengelola pikiran saya dari stres dan depresi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline