Lihat ke Halaman Asli

Sigit Eka Pribadi

TERVERIFIKASI

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

Kalau Memaafkan Masih Lain di Bibir Lain di Hati, Benarkah Kita Pemaaf?

Diperbarui: 13 Mei 2021   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar saling memaafkan | Dokumen foto via Kompas.com

Pernahkan kira-kira Anda mengalami kulit dan daging Anda tergores ataupun teriris belati?

Ya, itulah luka.

Darah kita mengucur, kita merasakan sakit, kita butuh pengobatan dan perawatan agar luka tersebut tidak infeksi, dan kita butuh waktu agar luka dapat sembuh.

Bahkan, meskipun seiring waktu dan dengan menahan segala rasa sakit, luka goresan ataupun irisan belati tersebut ke depan dapat sembuh, tapi tetap saja akan meninggalkan bekas luka.

Tentunya juga, kita akan selalu mengingat bekas luka tersebut dan jadi semakin wawas diri dan lebih berhati-hati, agar ke depan kita tidak lagi mengalaminya.

Ini baru soal luka secara fisik, bagaimana kalau yang kena luka tergores dan teriris tersebut adalah hati kita yang mengalaminya?

Mampukah kita melupakan bekas luka yang pernah menggores ataupun mengiris hati kita tersebut?

Ya, tidaklah bisa dimungkiri, perbuatan salah dan khilaf dari orang lain itu terkadang membuat hati kita terluka, sehingga kita jadi sakit hati bahkan karenanya kita terkadang jadi dendam.

Meskipun juga, suatu pengakuan atas perbuatan kesalahan dan kekhilafan yang membuat hati kita terluka tersebut dilakukan orang dengan ikhlas hati.

Namun demikian, tetap saja apa yang pernah diperbuat oleh orang lain tersebut akan menyisakan jejak, yaitu bekas luka di hati kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline