Ramadan tiba, tembang-tembang religi lawas hingga teranyar yang didendangkan oleh Chrisye, Bimbo, Ungu, Gigi, bahkan hingga para artis populer terkini, berkumandang di pelosok negeri.
Ada tembang yang sifatnya khas yang bernafaskan tentang Ramadan dan tentang Islam, ada juga tembang yang sifatnya universal, yaitu bisa diaktualisasikan secara lintas agama.
Sehingga karenanya, dengan berkumandangnya tembang-tembang religi ini khususnya yang bernuansa Ramadan dan Islami, suasana ataupun nuansa religius Ramadan, jadi semakin terasa banget, memberi sentuhan rasa tersendiri di kedalaman iman.
Ya, ajakan positif dan edukatif, bermunajat ataupun berdoa melalui tembang, hingga ajakan untuk beramal dan beribadah, berkasih sayang di antara umat manusia dalam rangka memanifestasi keimanan dan ketaqwaan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Begitulah kira-kira menurut penulis terkait apa yang menjadi esensi tembang-tembang religi ini, yang pada intinya kembalinya adalah kepada Iman dan Taqwa masing-masing.
Nah, dari sekian banyaknya tembang-tembang religi di blantika musik kita tersebut, ada satu tembang yang sangat begitu berdampak dalam kehidupan spiritual penulis.
Tembang tersebut adalah "Satu" yang dipopulerkan oleh grup band Dewa.
Satu?
Apakah "satu" termasuk tembang religi?
Mungkin dari Anda ada yang menyatakan "satu" bukanlah tembang religi, tapi termasuk tembang pop biasa, namun tidak bagi penulis, tembang "satu" ini kalau bagi penulis adalah sangat spiritual dan religius.