Kucing Kecil atau masih Anakkan yang saya pungut itu, sekarang jadi kesayangan keluarga kami.
Ya, si "Jonjay" namanya, kucing kesayangan kami sekeluarga, yang dulu saya pungut dari tempat pembuangan sampah di area blok ujung dekat rumah.
Dulunya saat saya pungut dari tempat pembuangan sampah, dia masih sangat kecil banget, kurus dan kotor, tapi sekarang sudah mulai dewasa, bertumbuh besar, tubuhnya tambun tapi chuby banget, imut dan menggemaskan.
Awalnya sih saya tidak ada niat untuk memungut si Jonjay ini, namun entah kenapa waktu itu, saya jadi iba, tersentuh dan trenyuh melihat si Jonjay kecil ini begitu gigih mengejar dan mengikuti saya berjalan kembali ke rumah.
Saya juga sempat melihat jonjay berhenti sejenak, menatap saya, namun setelahnya kembali lagi dia bangkit dan berjalan mengejar langkah saya dengan gigih.
Duhai, saya rasanya jadi nggak tega banget, melihat si Jonjay ini sebegitu gigihnya dia mengejar saya, sudah dia masih kecil banget, kurus, kotor, apalagi dia begitu tabah dan gigih banget mengejar saya.
Karena nggak tega, akhirnya saya tunggu dia sampai kepada saya dan setelahnya sampai kepada saya, dia langsung ndesel-ndesel di antara kedua kaki saya, sambil terus mengeong, iba hati saya melihat dia, hati nurani saya serasa bersuara, untuk menguggah sejumput rasa welas asih untuk memelihara dia.
Ya sudahlah, akhirnya saya ikuti apa yang jadi kata hati saya, sehingga saya putuskan untuk memungut dan memelihara si Jonjay.
Sesampainya di rumah, istri saya pun bertanya, "Kucing darimana itu sayang".
"Dari tempat sampah di ujung blok sana sayang, kesian sayang, nggak tega ngelihatnya, ngejar Abi terus pas tadi mau pulang sayang, jadi ya Abi ambil aja, lagian juga ini kucing jantan, jadi kita pelihara saja ya sayang", jelas saya.
"Ya sudahlah, nggak papa, ini juga kita belum pernah punya kucing di rumah, bisa jadi teman juga buat anak kita si Kenzo", kata istri saya.