Berdasarkan hasil voting yang dilaksanakan pada KLB di Deli Serdang, Sumatera Utara, yang mengklaim juga sebagai Kubu Partai Demokrat, akhirnya memutuskan bahwa, Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat Periode 2021-2025, sekaligus pada KLB tersebut juga menyatakan AHY demisioner, bukan lagi sebagai Ketum Partai Demokrat.
Dalam hal ini pun, melalui sambungan telepon, Moeldoko tidak menampik dan menyetujui serta menerima dengan senang hati bahwa dirinya terpilih jadi Ketua Umum Partai Demokrat berdasar hasil KLB tersebut.
Ya, dari hasil KLB ini tentunya juga bisa dikatakan, bahwa ternyata isu santer kudeta dalam tubuh Partai Demokrat yang selama ini ditudingkan AHY sekaligus juga oleh SBY kepada Moeldoko adalah benar adanya. Bahkan isu pecahnya partai Demokrat yang ke depan bakal terbelah jadi dua kubu, sudah boleh dikatakan terbukti.
Lalu, dengan terpilihnya Moeldoko sebagai Ketum Demokrat versi KLB Deli Serdang, maka AHY dan SBY patutkah was-was dan khawatir?
Sementara itu dalam konferensi persnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan bahwa KLB yang tergelar di Deli serdang tersebut adalah ilegal dan menyatakan bahwa dirinya adalah Ketua Umum Partai Demokrat yang sah.
Ya, kalau menyimak bagaimana konflik internal di dalam tubuh Partai Demokrat hingga kondisi teraktual kekinian, maka situasi ini bukanlah main-main, dan pasti urusannya akan berkepanjangan.
Dan kalau menurut analisa awam penulis, Partai Demokrat versi Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) termasuk juga Ketua Majelis Tinggi, Susilo Bambang Yudhoyono(SBY) beserta para loyalisnya, patut was-was dan khawatir atas hasil KLB di Deli Serdang yang menghasilkan Partai Demokrat versi Ketum Moeldoko.
Tentunya dasar alasan penulis adalah, kenapa AHY dan SBY patut was-was adalah, karena bisa dimungkinkan dibalik gerakan KLB tersebut mendapat topangan kekuatan politik yang cukup besar, entah siapa kekuatan besar dibalik itu semua, penulis tidak tahu persis hanya bisa menduga-duga saja, karena tidak mungkin secara logika, KLB bisa tergelar sebegitu rapi dan lancarnya ketika di tengah kondisi masih pandemi.
Bahkan sebenarnya sejak awal pun rasa was-was alias ketar-ketir pihak AHY sejatinya nampak kasat mata, dengan meminta pihak aparat kepolisian untuk tidak mengizinkan KLB tersebut dan meminta dibubarkan kalau KLB tersebut tetap tergelar, tapi realitanya bisa dilihat, karena seperti yang terjadi, KLB tetap tergelar secara rapi dan lancar, bahkan di siarkan dan diliput oleh media.
Dan entah ke depan tinggal bagaimana saling adu kekuatan politik masing-masing saja, apakah yang sah adalah Kubu Partai Demokrat versi Ketum AHY ataukah Kubu Partai Demokrat versi Ketum Moeldoko, ya tinggal dilihat saja drama yang terjadi di tubuh Partai Demokrat ini seiring waktu berjalan.