Lihat ke Halaman Asli

Sigit Eka Pribadi

TERVERIFIKASI

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

Di Balik Geger Manuver Politik AHY Vs Moeldoko

Diperbarui: 5 Februari 2021   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kolase potret Agus Harimurti Yudhyono (kiri) dan Moeldoko (kanan). /Dok. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja dan Instagram @dr_moeldoko.

Kancah politik Indonesia memang selalu dinamis, seperti halnya geger manuver politik di antara Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Moeldoko.

Politikus AHY mengklaim ada upaya kudeta terhadap dirinya yang direncanakan oleh pihak istana, tudingan itu pun akhirnya mengarah pada sosok Moeldoko.

Bahkan AHY turut melibatkan Presiden Jokowi, dengan mengirimkan surat kepada Jokowi, terkait manuver politik yang dilakukan oleh anak buahnya tersebut.

Sementara itu, Moeldoko sangat begitu responsif dan reaktif, membantah keras tudingan AHY, hal ini pun diperlihatkan melalui rilis resminya kepada publik.

Sedangkan pihak istana melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dengan tegas juga menyatakan bahwa pihaknya tidak akan menjawab surat yang dikirimkan oleh AHY karena surat itu terkait dengan urusan internal Partai Demokrat.

Dilain pihak, Partai Demokrat mengklaim bahwa Jokowi sudah membaca surat AHY dan sudah menegur Moeldoko agar tidak membuat kegaduhan di ruang publik dan tetap fokus pada penanganan pandemi corona.

Ya, begitulah dinamika politik tersebut, saling klaim dan saling bantah, entah mana yang benar dan mana yang bisa dipercaya hanya perjalanan waktu lah yang akan membuktikannya.

Memang patut diakui AHY cukup punya nyali, berani bermanuver menuding Moeldoko mau mengudetanya dengan alasan sejumlah bukti yang didapatnya.

Bahkan berani membidik Jokowi dan berbagai pihak, baik itu dipemerintahan dan pihak lainnya, yang artinya di sini AHY juga menuding adanya konspirasi pihak-pihak yang berkuasa dipemerintah, dalam rangka mengambil alih secara paksa Partai Demokrat.

Apakah manuver politik AHY ini hanya sekedar nekad dan asal-asalan belaka?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline