Lihat ke Halaman Asli

Sigit Eka Pribadi

TERVERIFIKASI

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

Ketelanjuran PSBB yang "Los Dol", Sebabkan "Kecuekan Baru" di Atas Normal

Diperbarui: 1 Desember 2020   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ribuan jamaah menyambut kedatangan Imam Besar Habib Rizieq Shihab di jalur Puncak, Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/11/2020). Kedatangan Imam Besar Habib Rizieq Shihab ke Pondok Pesantren (Ponpes) Alam Agrokultural Markaz Syariah DPP FPI, Megamendung, Kabupaten Bogor untuk melaksanakan salat Jumat berjamaah sekaligus peletakan batu pertama pembangunan masjid di Ponpes tersebut. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc/via Kompas | NB hanya sebagai gambaran ilustrasi salah satunya kerumunan massa

Pikiranku, tak dapat ku mengerti, kaki di kepala, kepala di kaki,,,

Tapi tak dapat ku mengerti,,,

Wow wouwooo,,, 

Ya, begitulah kiranya cuplikan dari lirik lagu yang berjudul di atas normal milik band Peterpan/Noah.

Yang bila dikaitkan dengan situasi pandemi corona di Indonesia, terkait dengan PSBB dan adaptasi kebiasaan baru yang dirasa sudah semakin los dol saja, karena telah terjadi perilaku "kecuekan baru" yang di atas normal.

Dan jadi semakin dapat tak dimengerti lagi, sudah jumpalitan kaki sampai di kepala dan kepala sampai di kaki, tapi pandemi corona di Indonesia bukannya kian terkendali, tapi justru semakin memburuk tak terkendali atau malah semakin lepas kendali.

Entahlah kenapa juga, sebagian besar masyarakat sepertinya semakin dihinggapi kecuekan, kelupaan dan kengeyelan, bahwa virus corona itu benar-benar ada dan pandemi corona masih melanda Indonesia.

Kesadaran sebagian masyarakat untuk tetap disiplin mengindahkan penerapan protokol kesehatan semakin memudar dan menunjukan indikasi yang sangat memprihatinkan, karena sudah semakin lupa, semakin cuek dan semakin ngeyel saja.

Sebagian masyarakat justru seringkali berperilaku berkerumun secara massal, tanpa ada rasa perduli lagi, tak lagi waspada dan telah sirna kehati-hatiannya terkait risiko berbahaya terjadinya penularan dan kluster maut pandemi corona.

Lebih prihatin lagi, terjadinya adaptasi "kecuekan baru" yang menggejala di sebagian masyarakat ini, ternyata turut menghinggapi para pihak yang bertanggung jawab terkait penanganan pandemi corona, yang justru ikut-ikutan melakukan adaptasi "kecuekan baru" tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline