Lihat ke Halaman Asli

Sigit Eka Pribadi

TERVERIFIKASI

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

Bisakah Kita Menormalisasi Tatanan Hidup (New Normal) Di Tengah Pandemi?

Diperbarui: 17 Mei 2020   03:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Tatanan hidup baru

Balikpapan (17/5), Sampai artikel penulis ini dituangan yaitu tertanggal 17 Mei 2020, pandemi korona masih melanda Indonesia dan berbagai belahan dunia lainnya, bahkan vaksin yang diharapkan bisa segera ditemukan untuk mengatasi dan mengobati penyakit tersebut juga belum ditemukan.
Pandemi korona perlahan demi perlahan telah mengubah tatanan hidup umat manusia dan dunia, sehingga sampai kedepan dapat ditemukannya vaksin virus Sarscov-2 (Virus korona baru) yang menjadi biang keladi menglobalnya Covid-19 menjadi pandemi, maka umat manusia di dunia tidak hanya dihadapkan dengan realita untuk berperang melawan virus korona tapi juga harus dihadapkan realita untuk hidup berdamai dan berdampingan dengan virus korona.

Terkait hal inipun, akhirnya Presiden RI Ir. H. Joko Widodo (Jokowi), juga telah menyatakannya melalui rilis resminya bahwa Indonesia kedepan juga akan berdamai dan berdampingan hidup diantara pandemi korona ini.

Ya, inilah akhirnya yang mendasari munculnya istilah tatanan hidup baru ditengah pandemi atau "new normal" yaitu sebuah tatanan kehidupan baru yang harus dijalani umat manusia dengan berdampingan hidup diantara pandemi korona yang masih melanda dunia.

Memang disadari pandemi korona yang masih berlangsung ini merupakan ujian yang teramat berat bagi umat manusia, karena berbagai dampaknya yang maha dahsyat, menglobal dan menghancurkan berbagai sisi kehidupan dunia dan umat manusia.

Pandemi ini membuat derai airmata kesedihan menetes deras, karena telah banyak berjatuhan korban jiwa di berbagai belahan dunia, mulai dari yang terkonfirmasi positif korona hingga mencapai jutaan orang dan yang meninggal karena korona yang mencapai ratusan ribu orang.

Dan yang semakin menambah derasnya airmata kesedihan karena prihatin itu adalah, pandemi korona ini harus membuat aktivitas terbatasi dan terhenti.

Tempat-tempat ibadah kosong dan sepi dari jamaah, berbagai aktivitas tatap muka secara langsung dibatasi, kerumunan massa dilarang, aktivitas pekerjaaan dihentikan, tidak bisa saling bersentuhan antar orang, semuanya jadi sangat dibatasi, hingga berdampak juga pada ekonomi negara yang merosot tajam, terancam hancur dan peradaban terancam diambang punah.

Inilah fakta yang terjadi, satu sisi dalam rangka mengatasi pandemi korona ini, banyak aktivitas yang akhirnya harus dibatasi, bahkan harus dihentikan, sehingga menimbulkan juga dampak global diberbagai sendi-sendi vital yang menggerakan tatanan roda kehidupan suatu negara.

Tapi pada satu sisi lainnya ternyata di tengah terjadinya pandemi korona ini, ada yang bisa jadi pelajaran penting dan pengalaman buat kedepanya, sekaligus ada hikmah dan manfaat yang berharga bagi segenap umat manusia, ternyata bumi bisa beristirahat sejenak dari riuh ramainya berbagai aktivitas manusia, dari gemuruh aktivitas pabrik-pabrik, aktivitas kendaraan dan berbagai aktivitas yang lainnya.

Sehingga pada sisi ini, pandemi korona yang tengah melanda ini, ternyata dapat membuat bumi beristirahat dan bernafas dengan lega untuk sejenak, bumi jadi lebih bersih dari kontaminasi polusi udara, langit lebih membiru bening karena udara jadi lebih bersih, bahkan lapisan ozon kondisinya perlahan mulai membaik.

Ya, dua sisi yang menyadarkan saya secara pribadi dan tentunya memang perlu jadi renungan spritiual (rohani) bagi bersama untuk menjadi pemikiran yang mendalam dalam menjalani roda kehidupan dan juga bagi tatanan hidup baru untuk kedepannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline