Lihat ke Halaman Asli

Sigit Eka Pribadi

TERVERIFIKASI

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

Fiksi Ramadan | War of Sarung Champhionsip (Gepreks Kasarung Legacy)

Diperbarui: 14 Mei 2020   19:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi perang sarung | Dokumen gambar via bolalob.com


Bagan pertandingan penyisihan sudah dibuat, sesuai pengambilan undian, masing-masing tim sudah mendapatkan "enemy" nya.

Sementara itu sang juara tahun lalu yaitu tim Lordax mendapat free pass untuk bye langsung di babak 16 besar dan siap menunggu siapa yang akan menjadi lawannya.

Sedangkan tim Gepreks Kasarung yang di huni oleh, Zaldyan, Ozzlan dan Andromedha bisa bernapas lega karena bagan pertandingan tak mempertemukan mereka dalam satu pool dengan tim Lordax.

Bukannya takut menghadapi tim Lordax yang dihuni oleh Muhibin, Aco dan Bahar, tapi bisa membuka peluang untuk revans final tahun lalu, sebab tahun yang lalu tim Gepreks Kasarung harus mengakui kekalahannya atas tim Lordax.

Ini juga bukannya meremehkan tim lain yang jadi lawan, tapi setidaknya bisa jadi pemicu motivasi dan meninggikan adrenalin untuk bisa mencapai revans match.

Inilah War of "Sarung" Championship atau kejuaraan perang sarung yang selalu rutin di gelar di kampung kami, dan selalu jadi tradisi anak kampung kami disetiap bulan ramadan.

Sebenarnya perang sarung tradisional dikampung kami ini agak mirip-mirip permainan perang guling atau bantal, perang sarung di kampung kami digelar dengan cara dengan duduk diatas bilah bambu yang diolah sedemikian rupa sebagai arena pertandingan, sedang dibawahnya dialasi matras tebal yang lembut.

Lalu selanjutnya, dengan satu tim yang terdiri dari 3 orang, bersenjata sarung menggunakan teknik sabetan, lilitan atau kaitan dan tekhnik lainnya, untuk saling bertahan dari serangan lawan dan untuk saling menjatuhkan lawan masing-masing.

Perang sarung yang jadi tradisi di kampung kami amat berbeda dengan perang sarung yang kebanyakan justru sering berdampak menimbulkan tawuran, bahkan sarung justru jadi senjata mematikan karena dikreasi dengan berbagai senjata tajam, sehingga justru jadi perbuatan kriminal.

Perang sarung di kampung kami bukanlah ulah iseng sekelompok anak-anak yang mengusik ketenangan ibadah magriban atau tarawehan ataupun membikin keributan dan meresahkan warga. kampung.

Tapi perang sarung di kampung kami adalah kejuaraan sejati yang dilombakan dengan syarat dan aturan yang sedemikian rupa dengan tujuan melestarikan warisan budaya para tetua  kami di kampung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline