Sejak wabah korona menjadi pandemi dihampir seluruh dunia ini, ternyata juga turut memberikan dampak pada sebagian besar masjid-masjid.
Masjid yang setiap harinya ramai dikunjungi para umat muslim yang hendak menunaikan ibadah sholat harus sepi ataupun kosong, karena ada imbauan pemerintah bahwa selama masih masa darurat bencana nasional akibat pandemi korona ini mengharuskan umat agar ibadah sholat dilakukan dirumah.
Semakin bertambah sedih rasanya, karena hingga memasuki bulan suci ramadhan, ternyata pandemi korona masih terjadi dan tak kunjung betakhir, umat muslim tak dapat menunaikan sholat tarawih berjamaah dan tadaruz di masjid.
Bahkan, menurut pemerintah kondisi pandemi korona ini diprediksikan bakal bisa berlangsung hingga hari raya idul fitri atau lebaran nanti.
Sehingga pelaksanaan sholat eid berjamaah dalam rangka idul fitri ini bila masih diliputi pandemi korona kedepannya juga bakal ditiadakan.
Siapa yang tak sedih dan tak akan meneteskan air mata, melihat dan merasakan keprihatinan kondisi akibat pandemi korona ini.
Betapa semakin memprihatinkan, ternyata kondisi pandemi korona ini juga menyebabkan kosongnya kondisi kas sebagian besar masjid.
Sebab kas masjid ini yang biasanya berasal dari infaq ataupun sedekah yang didonasikan oleh para jemaah yang menunaikan ibadah di masjid, ternyata tak lagi bisa di dapatkan.
Ternyata imbas dari diberlakukannya kebijakan larangan kegiatan ibadah di rumah ibadah oleh Pemerintah, berpengaruh juga pada semakin kosongnya kas masjid.
Otomatis semenjak sepinya dan kosongnya masjid karena imbauan ibadah dirumah oleh Pemerintah tersebut, tak ada lagi pemasukan yang didapat bagi kas masjid.
Padahal masjid juga harus mengeluarkan biaya operasional untuk membayar tagihan biaya listrik dan air, belum lagi harus memberi honor kepada para imam masjid hingga kaum marbot masjid dan pengurus masjid lainnya serta biaya operasional lainnya.