Lihat ke Halaman Asli

Sigit Eka Pribadi

TERVERIFIKASI

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

Jokowi Pantas Kecewa Investasi Asing Gagal Masuk Indonesia

Diperbarui: 4 September 2019   21:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Presiden RI Jokowi Kecewa | makassartoday.com

Presiden RI Ir. H. Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan kekecewaannya berkaitan adanya 33 perusahaan mancanegara yang keluar atau relokasi dari Tiongkok tapi tak satupun ada yang berinvestasi ke Indonesia.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 23 di antaranya memilih untuk berinvestasi di Vietnam, sedangkan 10 lainnya memilih Malaysia, Thailand, dan Kamboja.

Oleh karena itu, Jokowi menginstruksikan jajarannya yang berkaitan dengan ekonomi mulai menginventarisir regulasi-regulasi yang menghambat. Jokowi meminta para menteri/kepala lembaga memberi pelayanan terbaik kepada investor.

Dalam pernyataan Jokowi mengatakan "Menteri-menteri tolong dilayani dengan baik-baik. Dampingi mereka sampai terealisasi. Kita ini jangan kayak pejabat, minta dilayani, tapi kita melayani," kata Jokowi.

Jokowi layak kecewa atau bahkan marah kenapa?

Di tengah semakin memanasnya perang dagang antara AS dan Tiongkok, berdampak pada makin meningkatnya tren relokasi investasi oleh berbagai investor Mancanegara.

Situasi yang semakin memanas tersebut semakin membuat sekitar 40% Investor asing seperti Amerika Serikat, Jepang serta Taiwan yang memiliki basis produksi di Tiongkok merelokasi pabrik ke luar Tiongkok. Asia Tenggara menjadi pilihan tempat sebagai salah satu kawasan industri untuk menghindari tarif impor AS.

Sekitar 24,7% dari mereka memilih relokasi ke Asia Tenggara. Dan dari beberapa investor tersebut sangat disayangkan, sedikit sekali yang mengarahkan investasinya ke Indonesia. Para investor tersebut menilai Indonesia masih kurang menarik dibandingkan negara tetangga, seperti Kamboja, Vietnam, Malaysia dan Thailand.

Berkaitan dengan perang dagang tersebut, Presiden AS, Donald Trump mengenakan tarif impor kepada tiongkok sebesar 25% atau senilai US$ 200 miliar yang setara dengan Rp 2.800 triliun. Total ada sekitar 5.700 produk Tiongkok dikenakan tarif impor AS.

Tak hanya itu, Tiongkok juga membalas dengan pengenaan tarif sebesar 10% untuk produk AS senilai US$ 60 miliar. Sehingga ada sekitar 5.140 produk AS dikenakan tarif tambahan.

Aksi saling balas tersebut menjadikan pelaku usaha di masing-masing negara menjadi gelisah, ini karena tarif impor yang lebih tinggi dapat mengurangi permintaan produk mereka, serta akan membuat biaya produksi jadi lebih tinggi, dan menjadikan produk yang mereka hasilkan jadi lebih mahal di pasaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline