Lihat ke Halaman Asli

Sigit Eka Pribadi

TERVERIFIKASI

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

Puisi | Sang Manusia Berdebu

Diperbarui: 25 Agustus 2019   00:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilistrasi Manusia Berdebu | Dokumen Pribadi

Sang raja siang telah menampakkan dirinya, memijar membenderangkan semesta.
Cahayanya yang menyengat kulit semakin memburaikan peluh.
Sosok Manusia berdebu semenjana sedang berputih tulang tuk sesuap nasi.
Persembahan bagi sang putri dan pangeran buah hati serta sang ratu yang tercipta dari tulang rusuknya.
Tak sekalipun ketaksaan menggemingkan  semangatnya melanglangkan diri diantara getirnya buana.
Hingga akhirnya tiba ufuk cakrawala mulai memudar, pertanda sang raja malam akan datang menggelapkan nirwana.
Sosok Manusia berdebu menderapkan langkah menuju istana kecilnya.
Peluk hangat dan sungging senyum indah datang menyapanya.
Dengan penuh kesyahduan menyambut kepulangan sosok manusia berdebu.
Mengguratkan makna sang raja tlah kembali dari pengembaraannya.
Kembali bercengkrama bersama melepas rindu, memburaikan lelah diantara gempita nirwana malam di istana kecil nan indah.

Sigit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline