Anak-anakku, melihat wajah-wajah dan senyuman serta segenap tingkah polah polos kalian, jadi terpikir bagaimana laku dunia ini nanti dengan kalian, entah seperti apa zaman yang akan kalian jalani nanti.
Anak-anakku, galau rasa ini terbersit, ketika tercetus rasa kuatir dan kecemasan tentang masa depan kalian, apakah kalian dapat tegar berdiri kokoh menghadapi segalanya di masa depan.
Anak-anakku, pada masanya nanti perlahan kalian akan tumbuh dewasa, bekerja dan menapaki bahtera rumah tangga, terpikir oleh kami apakah balur-balur cinta kasih dan sayang dari kami, akankah kalian lupakan.
Anak-anakku, tergurat rasa gamang dari dasar lubuk hati tentang bagaimana nanti masa depan kami, tatkala garis keriput tua mulai perlahan meliputi kami, apakah kalian masih mencintai dan menyayangi kami ataukah kalian campakkan kami ke dalam panti-panti jompo.
Anak-anakku, semoga masa depan kita semua indah selalu bersama, hingga di penghujung waktu.
Balikpapan, 6 April 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H