Lihat ke Halaman Asli

Miris Aku

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada apa dengan bangsa kita?

Nasib TKW yang tidak mendapatkan perlindungan hukum

Politik yang tidak pernah berhenti membangun polemik.

Veteran yang terpinggirkan dan tersingkirkan

Kerusakan lingkungan dimana-mana.

Raja-raja kecil yang mulai bermunculan.

Adik-adik kami yang kekurangan gizi.

Duh Gusti..

Kemana pemimpin-pemimpin besar bangsa ini

Tiga puluh tahun yang lalu kami masih bangga dengan bangsa ini

Hanya riak-riak kecil yang terdengar tidak sedap ditelinga ini

Kami begitu yakin dengan masa depan kami dan tapak-tapak yang akan kami lalui.

Miris aku..

Semua menjadi abu-abu

Bahkan hanya untuk melangkah demi sesuap nasi.

Kalau saja aku mampu..

Kan kubuat jutaan lapangan kerja,hingga tidak ada lagi istilah “TKW”.

Kalau saja aku mampu …

Kan kubangun ribuan Rumah buat kakek-kakek kita hingga tidak terdengar lagi kata “veteran tersingkirkan dan terpinggirkan”,dan aku akan terus mendengar kebanggaan mereka diantara cerita-cerita heroisme kemerdekaan.

Kalau saja aku mampu..

Kan kubantu semua yang mengeluh kepadaku…

Duh Gusti..

Miris aku…

Racun-racun menyerang kami,generasi kami,generasi dibawah kami.

Daya saing kami semakin menurun ditengah dunia yang terus berubah dan berubah..

Kalau kita telah merdeka..tapi merdeka dimananya?

Duh Pak Karno kemana kami harus mengeluh…..dengan pidato-pidato itu

Duh Pak Harto dimana program-program pembangunan hebat itu

Duh Gusdur kemana filosofi-filosofi indah itu…

Indonesia Kami tak ingin kehilanganmu…




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline