Lihat ke Halaman Asli

Kegagalan Tak Perlu Disesali, Justru Itu Langkah Awal yang Lebih Baik Lagi

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan Ragu, berjalanlah terus untuk maju

[caption id="" align="aligncenter" width="451" caption="Jangan Ragu, berjalanlah terus untuk maju"][/caption] Kehidupan ini selalu menghasilkan dua pilihan: berhasil atau gagal!. Namun tidak seorang pun yang dapat mutlak memilih salah satunya secara terus menerus. Kadang kala berada dipuncak keberhasilan dengan segala macam penghargaan seperti harta, pujian, kawan dekat dan lain-lain. Kadang juga kita terperosok dalam kelamnya kegagalan tersebut. Dari kegagalan tersebut kita sering putus harapan, rendah diri dan cibiran negatif orang lain. Dari kegagalan kita sering terlalu lama menyesali ini semua dan tanpa disadari kita sering mengubur masa lalu akan kegagalan tersebut ke lubang yang amat dalam. Namun, jika kita sejenak menoleh kebelakang, kegagalan akan menjadikan kita pribadi yang kokoh dan matang.

Berikut adalah alasan bahwa kegagalan adalah guru terbaik dalam hidup:

1.Yakinlah bahwa selalu ada pelangi sehabis hujan. Menyerah sama saja membuat hidupmu jauh lebih terbelakang

Masa mudamu mungkin tergolong suram. Pada saat sekolah/kuliah dulu kamu sering bolos ataupun titip absen. Sering terlibat tawuran, penggunaan obat terlarang hingga menyebabkan kamu merasakan dinginnya jeruji besi dan hal negatiflainnya. Dari semua hal yang pahit menurutmu, kamu sering berpikir dan memvonis bahwa masa depanmu akan semakin kelam tak karuan. Tapi apakah kamu yakin pengalaman masa lalu tersebut akan menjadikan masa depanmu tanpa harapan? Justru tidak…!!! Jikalau kamu terus berkomitmen untuk menjauhi hal-hal yang nista tersebut dan terus berusaha memperbaiki diri untuk lebih baik, itu cukup sukses dilangkah awal dalam menyambut masa depanmu yang berkilau gemilang.

2.Setiap Masalah Yang Kamu Hadapi, Justru Tantangan Untuk Berani

HIdup tidak selalu lepas dari masalah. Setiap hari yang baru adalah kesempatan bagi kamu untuk selalu ditempa dan diuji. Ketika pekerjaan kantor yang semakin menumpuk hingga yang membuat kondisi fisikmu jadi korban dan harus rela mengorbankan waktu untuk dirimu sendiri. Belum lagi teguran dari boss yang mengkritisi dengan kasar karna performa pekerjaanmu yang merosot dari hari kehari. Namun, kamu bisa memilih untuk tidak menyerah menghadapi semua masalah ini atau lari dari semua masalah tersebut! Ketika kamu memutuskan untuk berjuang memperbaiki diri akan performa kerjamu dikantor, maka kamu akan jadi pribadi yang lebih berhati-hati dalam bekerja dantermotivasi untuk membuktikan diri bahwa kamu bisa melewati semua tantangan ini. Namun jikalau kamu menyerah akan situasi tersebut, justru kamu akan kehilangan pekerjaan tersebut dan namamu masuk dalam blacklist bagi rekan-rekan kerja dikantor.

3.Ketika Putus Cinta, Justru Pertanda Bahwa Kamu Akan Menemukan Cinta Yang Sesungguhnya

Perasaan menjadi salah satu hal yang tidak bisa dipastikan hingga kapanpun. Pasangan yang dulu kamu istemewakan sekarang telah berubah. Ia yang memutuskan jalinan asmara dan lebih memilih menjalin hubungan dengan orang lain. Belum lagi hubungan yang telah terjalin tiga tahun lebih hingga memutuskan untuk melaksanakan mahligai pernikahan, ternyata pada detik-detik terakhir hari H malah batal. Kamu sudah menyebar banyak undangan ke orang-orang lain, malah kamu dengan muka lesu dan hati yang hancur kerkeping-keping kamu harus relakan batal karena sang calon sudah dipanggil oleh Sang Khalik. Semua hal ini pasti membuat kamu patah hati dan terjerembab dalam lembah ngarai. Namun kata “putus” tidak berarti membuat duniamu kiamat dan bukan hal yang menentukan masa depanmu. Namun, hal inilah pijakan pertama dan menyadarkanmu bahwa dia yang selama ini kamu banggakan, ternyata bukanlah orang yang pantas dijadikan teman hidup. Percayalah Tuhan telah membuka mata hatimu dan akan menyediakan pasangan yang sepadan bagimu

4.DariSegi Keinginan Mungkin Belum Terpenuhi, Namun Dari Kebutuhan Mencukupi

Mungkin kamu belum puas dengan gaji yang kamu terima saat ini. Awal bulan dompetmu padat berisi, akhir bulan kering kerontang. Kamu belum bisa memberikan kebanggan kepada orang tua dari segi finansial. Kamu memang menyisihkan setidaknya 10% dari gaji untuk orangtua tapi belum mencukupi kebutuhan mereka. Namun, kamu tidak sadar bahwa pekerjaanmu saat ini telah memberikan kepuasan batin walau secara finansial belum memuaskan. Kamu bangun pagi untuk bekerja yang sesuai dengan renjanamu. Belum lagi kamu masih bisa tinggal dikosan yang layak, kendaraan pribadi, gadget yang cukup. Apakah kamu bisa melihat apapun kebutuhan saat ini sudah terpenuhi..? Pernahkah kamu berpikir, bahwa diluar sana yang masih ada yang tinggal dibawah kolong jembatan sambil dikejar-kejar satpol PP belum lagi mereka yang pengangguran hingga memutuskan tindakan kriminal dalam memenuhi kebutuhan mereka…? Apapun pekerjaanmu saat ini teruslah berkarya, yakinlah bahwa Tuhan itu adil dan tidak tidur. Burung di udara saja dipelihara, apa lagi kamu biji mata-Nya!

5.Satu Persatu Teman Meninggalkan, NamunKamu Bakal Tau Siapa Yang Pantas Dipertahankan

Pada saat kamu berhasil dan berada dipuncak, banyak teman yang datang mendekat hingga pada akhirnya kamu “terbuai” akan kebaikan mereka. Namun, pada saat kamu terpuruk satu persatu teman yang dulu dekat sekarang menghilang bak ditelan bumi, ketika kamu membutuhkan uluran tangan mereka. Dari hal inilah kamu belajar, siapakah teman yang pantas dipertahankan dan siapa teman yang pantas dicampakkan. Yaaa…! Sangat pahit memang ketika kamu menyadari bahwa ternyata teman-teman terdekatmu hanya berlandaskan fulus bukan berlandaskan tulus dari mereka. Hingga pada akhirnya, semua hal ini menjadikanmu lebih bijak dan berusaha sekuat tenaga mempertahankan mereka teman-teman yang selalu menyemangatimu dalam menghadapi kegetiran.

6.Kamu Tersesat & Tidak Tau Jalan Pulang, Tapi Percayalah Bahwa Tuhan Tidakkan Terlambat Dalam Mengulurkan Tangan

Hidup adalah perjalanan. Jalan yang kamu telusuri banayak halang rintang. Kamu mungkin sudah lulus kuliah dengan nilai yang cukup, namun kamu masih bingung memiilih pekerjaan. Kamu diantara dua pilihan, apakah bekerja sesuai latar belakang pendidikan atau bekerja sesuai renjanamu. Hingga pada akhirnya kamu bekerja sebagai akunting karna sesuai latar belakang pendidikan. Tapi dalam hati kamu terasa hampa, hingga pada akhirnya kamu bekerja asal-asalan. Lalu kamu memutuskan bekerja sesuai renjanamu yaitu membuka usaha kuliner hasil jerih lelahmu bekerja sebagai akunting namun, tidak lama setahun usahamu gulung tikar karena belum bisa mengatur pengelolaan keuangan. Kamu putus asa, kehilangan harapan. Selain itu kamu rugi, tapi tanpa disadari kamu puas dengan ladang pekerjaan yang baru ini. Namun sekali lagi janganlah menyerah! Selagi kamu masih ada kepuasaan batin tersebut justru itulah jalan kamu untuk bangkit kembali, sekalipun kamu masih bisa belum terima dengan semua ini. Jika jalan kanan, kiri, depan, belakang tertutup, tataplah keatas bahwa tangan Tuhan tidakkan terlambat menolong. Nikmatilah seluruh perjalanan hidupmu, sambil berpegangan tangan dengan Tangan-Nya yang ajaib.

7.Ketika Kamu Kehilangan Segalanya, Masih Ada Keluarga Yang Masih Menerimamu Apa Adanya

Kamu jatuh terpuruk. Satu persatu teman dekat menghilang begitu juga pacar. Kamu membutuhkan dukungan moril agar kamu bangkit kembali. Ingatlah masih ada keluargamu dirumah! Mungkin saat kamu diatas, lupa dan kurang komunikasi yang hangat dengan mereka. Kamu dahulu lebih senang menghabiskan waktu saat weekend dengan teman-teman dan pacar. Hingga pada akhirnya, kamu lupa bahwa keluargalah tempatmu bertumbuh. Kasih sayang ayah dan bunda yang hangat saat kamu sakit begitu juga dukungan moril dari kakak adik dirumah. Saat kamu terpuruk kembali kerumah mereka akan selalu memberikan senyumaan yang merekah. Saat kamu merasakan lara, merekalah sosok yang tepat untuk memberikan kasih yang tiada tara.

8.Hidup Ibarat Buku, angkatlah Dagumu & Teruslah Melangkah Tanpa Ragu

Laiknya lembaran buku, begitulah hidupmu. Setiap lembarnya, ada kisah yang berbeda. Mungkin dilembar 5 hingga 10, kamu kehilangan pasangan, ditinggalkan teman dan ditolak perusahaan impian. Hingga pada akhirnya kamu berada pada titik keputusasaan dan kesepian yang mendalam. Kamu mulai mengkal dan mulai bertanya kepada diri sendiri: “apakah aku kurang cukup baik?” atau “apakah diriku kurang pantas untuk dicintai?”. Dalam situasi ini, kamu merasa getas dan butuh ditolong. Namun, bangkit dan angkatlah dagu dan lapangkan dadamu. Dari hal inilah, kamu diajarkan untuk tidak mengasihi dirimu sendiri. Dengan sisa semangat, kamu merangkak dan berusaha berdiri tegak, sambil meyakini diri bahwa kamu diciptakan sebagai pribadi yang unik dan berharga. Teruslah melangkah dengan keyakinan dan semangat bahwa kamu bisa mengatasi semua rintangan yang menghadang. Hingga pada akhir lembar buku tersebut, kamu bisa berhasil!

9.Kehilangan Harapan Adalah Teguran Tuhan, Bahwa Ia Dapat Menjadi Pribadi Yang dapat Diandalkan dan Sumber Kekuatan

Saban hari kamu jatuh bangun dalam hidup. Baik itu rasa sedih atau senang yang kamu rasakan. Memori masa lalu, seperti perseteruan dengan orangtua, dipecat dari perusahaan, dicampakkan mantan kekasih, tidak lulus kuliah sesuai waktu yang ditargetkan dan masih banyak hal negatif lain yang membuat hatimu luluh lantah tiada harapan. Namun, semakin banyak getir yang kamu kecap, semakin banyak falsafah hidup yang bisa kamu ambil. Kamu mungkin terlalu pongah, setiap langkah yang kamu ambil tanpa “minta izin” kepada sang Pencipta. Kamu terlalu mengandalkan kepintaran dan jaringan pertemanan. Kamu lupa, bahwa Tuhanlah Pelukis hidup yang indah. Dari hal ini kamu diajarkan untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap keputusan kehidupan.

Yuup…! Kegagalan bukanlah hal yang harus dikutuki. Dari kegagalan menjadikanmu pribadi yang dewasa dan sabar. Dari kegagalan juga kamu diajarkan untuk menghargai diri sendiri dan mengandalkan Tuhan dalam tiap langkah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline