Pernahkah Anda mendengar istilah "Bretton Woods System"? Istilah ini merupakan salah satu konsep yang sangat dikenal di kalangan ekonomi, karena memainkan peran penting dalam sejarah perkembangan sistem moneter internasional. Mari kita ketahui lebih jauh mengenai apa itu Bretton Woods System.
Awal Kemunculan Bretton Woods System
Bretton Woods System muncul pada tahun 1944 melalui konferensi Bretton Woods yang diadakan di New Hampshire, Amerika Serikat. Sistem ini lahir sebagai respons terhadap situasi ekonomi internasional yang hancur pasca Perang Dunia II. Tujuan dari adanya sistem Bretton Woods adalah untuk mendorong stabilitas nilai tukar antar uang, memperkuat keberadaan sistem moneter internasional, dan mendukung keseimbangan neraca pembayaran antarnegara.
Bretton Woods System sendiri didasarkan pada penentuan nilai tukar tetap terhadap dolar AS, yang nilainya terikat dengan emas. Sistem ini menetapkan dolar AS sebagai mata uang cadangan utama dunia, dengan nilai tetap terhadap emas sebesar $35 per ons. Dalam hal ini, negara-negara yang tergabung dalam sistem sepakat untuk mempertahankan nilai tukar mata uang mereka dalam kisaran tertentu terhadap dolar AS.
Penerapan sistem Bretton Woods berhasil membawa negara-negara dalam kawasan internasional bangkit dari keterpurukan ekonomi. Selain itu, sistem ini juga sukses memulihkan stabilitas ekonomi dunia dengan menjamin kepercayaan terhadap mata uang internasional dalam melakukan perdagangan internasional.
Runtuhnya Bretton Woods System
Di balik suksesnya Bretton Woods System dalam menangani dampak ekonomi pasca Perang Dunia-II, sistem ini tetap mengalami banyak tantangan dalam penerapannya. Beberapa faktor yang menjadi kelemahan sistem ini hingga menuju pada kegagalan adalah:
1. Minimnya Fleksibilitas
Salah satu kelemahan yang menjadi faktor penyebab kegagalan Bretton Woods System adalah kurangnya fleksibilitas. Seiring dengan penerapannya, sistem ini dilihat kurang fleksibel terhadap perubahan pasar yang dinamis. Hal ini dikarenakan nilai tukar yang terikat tidak dapat cepat beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar, seperti perubahan dalam kekuatan ekonomi, deflasi, atau inflasi. Kelemahan ini pada akhirnya membuat sistem Bretton Woods menjadi rentan terhadap ketidakseimbangan ekonomi yang muncul di antara negara-negara terlibat.
2. Defisit Neraca Pembayaran AS