Lihat ke Halaman Asli

Abd Sidiq Notonegoro

mulai menulis artikel opini di media cetak sejak menjadi akvitis IMM tahun 1990an

Milad 58 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Aksi Yes! Kualitas Diri Harus!!!

Diperbarui: 16 Maret 2022   15:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Milad 58 IMM (14 Maret 1964 -- 14 Maret 2022)

Aksi Yes! Kualitas Diri Harus!!!

Abd Sidiq Notonegoro*

Farid Fathoni, dalam karyanya yang berjudul "Kelahiran yang Dipersoalkan" (1990) menyatakan bahwa kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan keniscayaan sejarah. Artinya, kala itu dengan berbagai dinamika persoalan keumatan dan kebangsaan, mau tidak mau IMM harus muncul dan hadir. 

Diantara persoalan yang memantik kelahiran IMM kala itu, selain situasi kehidupan bangsa yang tidak stabil dan pemerintahan yang otoriter, serta kekuatan umat Islam yang terpecah-belah, tak kalah penting ialah akibat tercerai-berainya insan kampus oleh berbagai kepentingan politik yang berimbas pada pelemahan kehidupan keberagamaan serta terjadinya dekadensi akhlak.

Sedangkan dari sisi internal Muhammadiyah, secara faktual Muhammadiyah kian menampakkan diri sebagai organisasi keagamaan yang relatif berkembang dengan "amal usaha"-nya yang kian pesat, secara nalar pasti membutuhkan kader yang orisinal sebagai kader pelopor, pelangsung dan penyempurna Muhammadiyah. 

Dapat dibayangkan andai Muhammadiyah tidak menginisiasi berdirinya IMM, sedangkan di lain pihak Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) berkembang di mana-mana, serta anak-anak muda Muhammadiyah semakin banyak yang memasuki perguruan tinggi.

Meski pada awal konsolidasi kader mahasiswa Muhammadiyah banyak menghadapi sandungan dan halangan, namun akhirnya pada 14 Maret 1964 Pimpinan Pusat Muhammadiyah memutuskan dan menetapkan sebagai hari berdirinya IMM secara nasional. Sebagai lembaga kader, IMM merupakan satu-satunya organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah yang berada di perguruan tinggi dan basis massanya murni kaum mahasiswa.

Perjalanan setengah abad lebih ini tentu memberikan warna dan tantangan tersendiri bagi IMM untuk bisa eksis sampai kapan pun. Apa yang dihadapinya di era 60-an, era 70-an, era 80-a dan era 90-an tentu berbeda dengan ancaman dan tantangan bagi IMM di era kekinian. Meski demikian, IMM tidak patut kehilangan eksistensinya sebagai organisasi otonom yang berasas gerakan keagamaan, kemahasiswaan dan kemanusiaan.

Gerakan Aksi

Salah satu hal penting yang harus dikristalisasi dalam diri kader-aktivis IMM yaitu jargon resminya yang berbunyi fastabiqul khairat, yang artinya "berlomba dalam kebajikan". Jargon ini bukan sekedar simbol khas untuk gagah-gagahan, namun sebagai komitmen moral dalam gerakan. Jargon tersebut memberi tekanan pesan agar aktivis IMM lahir sebagai insan kader yang bermental kompetitor.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline