Lihat ke Halaman Asli

Jakarta Akan Macet di Hari Tani

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_136195" align="alignleft" width="448" caption="Aksi massa Karam-Tanah menolak RUU Pengadaan Tanah di depan Istana Negara (24 Maret 2011). Foto dok.KPA"][/caption] Kemacetan arus lalu lintas di Jakarta sudah biasa. Sehingga tak perlu kawatir jika perjalanan anda sedikit terganggu di Hari Tani Nasional. Karena, ribuan petani akan datang dari berbagai daerah ke Jakarta untuk berunjuk rasa.

Semoga aksi massa kaum tani ini bukan hanya sekadar ritual semata. Apalagi pamer massa untuk memacetkan arus lalu lintas di Jakarta. Namun, ada tekanan politik yang benar-benar mampu menjebol kebekuan nurani para penguasa yang tidak pernah berpihak kepada petani.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan Hari Tani Nasional yang jatuh pada tanggal 24 September, juga diperingati dengan cara aksi massa. Di Jakarta, demonstrasi kaum tani ini, akan dipusatkan di depan Istana Negara dan Gedung DPR-RI.

Aksi peringatan hari tani di Jakarta, akan dilakukan secara bergelombang. Gelombang pertama, akan dilakukan oleh Serikat Petani Indonesia (SPI) pada hari Sabtu (24/9/2011). Aksi ritual SPI ini akan diikuti sekitar 5.000 massa.

Aksi peringatan hari tani nasional gelombang kedua, akan dilakukan pada hari Senin (26/9/2011). Aksi di hari ini, akan dilakukan oleh organisasi gabungan antara serikat tani, buruh, mahasiswa, dan sejumlah LSM yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Anti Perampasan Tanah (Karam-Tanah).

Mereka memilih aksi untuk memperingati hari tani pada tanggal 26 September, karena tanggal 24 September jatuh pada hari Sabu. Sehingga dapat dipastikan jika aksi di hari Sabtu hanya sekadar ritual semata. Karena, semua insitusi pemerintah dapat dipastikan libur.

Aksi massa yang dilakukan Karam-Tanah itu, akan diikuti sekitar 7.000 petani. Mereka datang dari beberapa kabupaten di Jawa Barat seperti, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sumedang, Cianjur, Subang, Sukabumi, Kerawang, Bogor, dan Banten. Aksi petani ini akan dipimpin langsung oleh Sekjend Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) dan Ketua Umum Serikat Petani Pasundan (SPP).

Aksi di Daerah

Selain di Jakarta, peringatan Hari Tani Nasional juga akan dilakukan beberapa serikat petani di Jawa Tengah. Di Semarang, aksi massa kaum tani akan dilakukan oleh Aliansi Petani Indonesia (API-Jateng), SPI Jateng, dan sejumlah serikat tani anggota Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) di wilayah Jateng.

Selain di Semarang, serikat tani anggota KPA di daerah Banyumas, Cilacap, Kebumen,Boyolali, Batang,Brebes, Kendal, Pati, Kudus, Demak, Grobogan, dan Blora, juga akan melakukan aksi secara serentak. Meskipun jumlah massa aksinya tidak sebanyak massa petani berkumpul di Jakarta

Tidak hanya di beberapa kota di Jawa Tengah, aksi peringatan Hari Tani Nasional juga akan dilakukan oleh Aliansi Kaum Tani Jawa Timur yang beranggotakan KPA, SPI, API, Cakrawala Timur, dan sejumlah elemen masyarakat lainnya. Namun, tidak dalam bentuk aksi massa di jalan. Pada tanggal 24 September, rencananya mereka akan mengadakan dialog dengan BPN Jawa Timur. Hari Senin, mereka hanya melakukan aksi seni teaterikal di depan Gedung Grahadi, Surabaya.

Sumatera

Tak mau ketinggalan dengan saudara-saudaranya yang ada di pulau Jawa, aksi peringati Hari Tani Nasional juga akan dilakukan oleh para petani di Palembang, Sumatra Selatan. Rencananya, demontrasi kaum tani di kota ini, akan dipusatkan di depan Kantor Gubernur Sumatera Selatan pada hari Senin (26/9/2011)

Secara umum, baik yang ada di Jawa maupun di Sumatera, aksi peringatan hari tani tahun ini mengangkat isu yang sama yakni, menolak RUU Pengadaan Tanah, menuntut penyelesaian konflik-konflik agraria, pengakuan hak atas tanah garapan kaum tani di wilayah sengketa, dan menuntut pelaksanaan reforma agraria sejati sebagaimana amanat UUPA Tahun 1960.

Semoga apa yang menjadi mimpi dan harapan kaum tani di Indonesia dapat tercipta. Melalui jalan reforma agraria sejati sebagaimana amanat para pendiri negeri ini, kepribadian dan jati diri bangsa yang mandiri, merdeka, danberdaulat secara politik maupun ekonomi dapat tercipta. Tidak ada lagi krisis pangan yang diberi solusi oleh pemerintah dengan impor beras, bukan merombak struktur kepemilikan tanah yang timpang dan mendorong kemandirian petani.

Sekali lagi, semoga. Semoga masyarakat Jakarta yang sudah terbiasa hidup di tengah-tengah kemacetan arus lalu lintas, tidak merasa terganggu. Kalau terganggu, silahkan ikut dan gabung saja untuk berdemo bersama petani. Hehehehe




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline