Lihat ke Halaman Asli

Opini Sidik

Mahasiswa Public Relations

Di Balik Tuntutan Ringan, Penyerang Novel Baswedan

Diperbarui: 24 Juni 2020   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan, menyatakan protes keras terhadap tuntutan jaksa hasil persidangan pertama. Ia beranggapan selama proses persidangan tidak mengedepankan fakta hukum yang dikumpulkan oleh Novel Baswedan selama proses persidangan, tidak berhenti disitu, setelah amar keputusan keluar ternyata Novel pun kesana-kesini untuk mencari simpati. 

Salah satunya melalui akun twitter pribadinya yang menuliskan statement menyudutkan presiden Jokowi, menurutnya perjuangan untuk mendapatkan keadilan atas kasus yang menimpa dirinya selalu ada saja hambatan-hambatan yang menghampirinya di depan mata. Akan tetapi, statement yang ditulisnya tersebut yang menyasar kepada presiden Jokowi dinilai sebagai Tindakan yang meminta kasusnya agar dapat di intervensi oleh presiden Jokowi. 

Alih-alih mencari simpati publik melalui akun sosial medianya, justru menjadi boomerang terhadap dirinya, dimana satu demi satu keburukan Novel di masa lalu diperlihatkan di hadapan publik. Salah satunya adalah mengenai kasus penganiayaan terhadap pencuri sarang burung wallet, apakah ini yang dikatakan oleh Sebagian orang tentang "Karma Novel Baswedan seorang penegak hukum yang lupa keadilan" ternyata sedikit demi sedikit mulai terlihat dengan gamblang. 

Novel adalah mantan anggota Kepolisian, yang berpangkat terakhir sebagai komisaris polisi dan dia dulu sempat menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Bengkulu. Disinilah awal mula terjadinya kasus penganiyaan pencuri sarang burung wallet yang ditangani oleh Novel Baswedan hingga terdapat satu korban, kasus ini sampai sekarang tidak pernah ada kejelasan, sedangkan para korban hanya bisa berharap agar kasusnya ini agar segera diangkat ke persidangan. 

Selama 12 tahun lamanya menjadi penyidik KPK, rupanya ia telah membuat sistem di dalam KPK yang dibangun Novel dan kawan-kawan menurut pengamatan saya sistem ini sangat efektif. Mereka bahkan punya kemampuan membangun opini di media dan menggerakkan LSM dan aktivis untuk kepentingan mereka, tetapi rupanya dominasi Novel Baswedan sepertinya akan berakhir semenjak wajahnya disiram air keras oleh orang yang tak dikenalnya. 

Ketua KPK yang baru, Irjen Polisi Firli Bahuri adalah mantan direktur kriminal khusus di Polda Jateng. Firli disebut-sebut adalah lawan Tangguh Novel secara pengalaman dan keilmuwan di bagian kriminal, ini bukan kasih Clue lho ya? Cuma tebak-tebakan aja. Seperti kata seorang sahabat "Hanya seorang polisi yang bisa menghentikan langkah seorang mantan polisi". sudah dapat gambarannya? mari sruuputt dulu kopinya... 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline