Lihat ke Halaman Asli

Berapa Contoh Lagi Jenderal?

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

BERAPA CONTOH LAGI JENDERAL?

Senin siang di sebuah gang di Bilangan Tebet, Jakarta Selatan. Tiga pria duduk asyik bercerita di bawah sebuah pohon rindang. Dua dari tiga pria ini memakai kaos yang kerap terlihat di musim kampanye beberapa waktu lalu. Seorang memakai kaos putih bergambar Calon Presidan dan Wakil Presiden nomor urut satu, Prabowo-Hatta. Sementara rekannya, juga memakai kaos berwarna putih. Bedanya, di beberapa bagian terlihat motif kotak-kotak yang menjadi symbol pasangan Jokowi-JK. Sesekali terdengar tawa dari ketiganya. Tidak tampak adanya perbedaan dari ketiga warga itu meski awalnya mereka berbeda pilihan pada pemilihan presiden lalu.

Di saat hampir bersamaan, di sekitar Terminal Kampung Melayu, seorang pria yang juga memakai kaos bergambar Prabowo-Hatta, berdiri di samping angkutan kota jurusan Kampung Melayu – Senen. Meski kerap diacuhkan, namun pria ini terus berteriak memanggil warga yang melintas berharap mobil angkutan yang ada di dekatnya segera terisi penuh. Bayangan tiga lembar uang seribuan rupiah bisa segera masuk ke sakunya jika semua kursi di dalam mobil angkutan terisi penuh.

Juga pada waktu yang sama, ratusan orang dengan kaos putih berbaris dan memenuhi jalanan di depan Gedung MK. Di tengah panas terik, mereka asyik mendengar orasi dari seorang pria yang berdiri dari beberapa sound system yang sengaja disusun. Sesekali lengkingan tanda setuju terdengar nyaring dari mulut beberapa orang.

Ratusan orang ini adalah mereka yang mengaku simpatisan pasangan Prabowo-Hatta. Mereka mengaku datang untuk mengawal jalannya siding sengketa pemilu yang sedang berlangsung di dalam gedung MK.

Peristiwa di tiga lokasi berbeda ini menjadi menarik. Di lokasi pertama, meski berbeda paham politik, namun ketiga warga tersebut seolah sudah melupakan perbedaan mereka. Pemilu sudah selesai. Dan saat ini, mereka tengah membangun hubungan sosial yang bisa saja terganggu saat pemilu lalu.

Di lokasi kedua (mengacu pada kaos kampanye yang dipakai), mereka yang mendukung Prabowo-Hatta seolah tidak peduli dengan apa yang berlangsung siang itu di Gedung MK. Yang ia kejar adalah berusaha mendapat penumpang sebanyak mungkin agar pundi-pundi rupiahnya siang itu bertambah.

Sementara di lokasi ketiga yang hanya berjarak 100 meter dari ruang sidang MK, mereka dengan atribut yang sama, sibuk mendengar orasi dari beberapa orang relawan Prabowo-Hatta. Sayangnya, mereka belum tentu paham apa yang tengah terjadi di dalam ruang sidang. Belum tentu juga kehadiran mereka murni memperjuangkan keadilan seperti yang diungkapkan salah seorang orator.

Kalau sudah begini, untuk siapa semua hiruk pikuk yang ada di Gedung MK? Benarkah untuk menuntut keadilan demi tegaknya demokrasi? Mungkin hanya Tuan Jenderal yang mampu menjawabnya. Ataukah, mereka yang kecil itu harus kembali memberikan contoh kepada kalian hai “penuntut” kekuasaan?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline