Lihat ke Halaman Asli

Sebab dan Dampak Urbanisasi

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saat ini populasi dikota-kota besar sudah dikatakan melebihi kuota yang sewajarnya. Baik mereka yang telah menetap (warga asli) maupun pendatang. Banyak faktor yang melandasi akan terjadinya itu. Bahkan kota-kota besar di Indonesia lebih banyak atau lebih mendominasi adalah mereka yang pendatang. Dengan berbagai alasan tentunya baik tuntutan penghasilan, kehidupan yang layak, pendidikan, dan yang lainnya. Padahal meski kenyataannya tak seperti yang mereka harapkan. Namun, tetap saja mengadu nasib adalah merupakan faktor yang paling sering dijadikan alasan untuk ber-urbanisasi. Sehingga dapat dikatakan menjadi salah satu penyebabnya global warming.

Luas tanah di bumi tidak bertambah, tapi jumlah penduduk semakin banyak. Akibatnya, lahan untuk tumbuhan dan pertanian semakin sedikit karena dipakai untuk tempat tinggal manusia. Selain itu, penduduk yang bertambah banyak juga membutuhkan air yang lebih banyak. Air yang seharusnya untuk irigasi tanaman dan tumbuhan berkurang karena dipakai manusia. Tanaman yang tidak mendapat pasokan air akhirnya menghasilkan panen yang semakin sedikit.

Memang sudah ada upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi hal ini. Namun, tidak semua mesyarakatikut mendukung program yang telah diusahakan pemerintah. Sehingga masalah ini tak akan ada habisnya kalau begini terus. Solusi apa lagi yang bisa meyakinkan masyarakat sehingga masalah populasi penduduk yang telah meluap seperti saat ini. Karena watak dari setiap kelompok dimasyarakat sangat beraneka ragam ada yang keras, ngeyel(egois), dan yang lainnya. Dan hanya sebagian kecil saja yang ikut andil dalam upaya yang telah dilaksanakan oleh pemerintah.

Jadi silahkan anda mulai sekarang juga memikirkan solusi yang paling teapt untuk mengatasi masalah ini?

~Good Luck~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline