Jaman sekarang ini siapa sih yang tidak butuh internet? Hampir semua orang menggunakan internet untuk kebutuhannya masing-masing. Mereka yang usia remaja misalnya, kerap menggunakan internet untuk mencari data dan informasi untuk membuat tugas sekolah, bermain game, mengakses berbagai media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, Youtube, TikTok, dan juga sebagai sarana komunikasi seperti pada aplikasi Whatsapp, Line, dan lainnya.
Tentunya untuk dapat mengakses internet ini tidaklah gratis. Kita harus menyiapkan budget untuk membeli kuota atau berlangganan internet. Di usia remaja, tentunya tidak banyak yang dapat mereka lakukan untuk memperoleh uang, akhirnya mereka hanya mengandalkan orang tua untuk membayar biaya internet yang dibutuhkan.
Penggunaan internet oleh remaja dinilai mulai meresahkan, mengingat adanya kebebasan untuk mengakses berbagai informasi baik yang dibutuhkan maupun yang tidak dibutuhkan oleh anak seusianya.
Berbagai pengetahuan baru baik itu positif maupun negatif tersaji dalam berbagai bentuk informasi yang dapat diakses oleh mereka. Seperti yang kita ketahui bahwa tidak semua informasi yang disajikan oleh media itu adalah benar. Terkadang sebagai orang dewasa pun, kita sulit membedakan mana informasi yang benar dan mana informasi yang tidak benar.
Berdasarkan mini riset yang sudah dilakukan kepada usia remaja, setidaknya mereka tahu akan keberadaan berita hoax. Menurut mereka, jika mendapati berita hoax alangkah baiknya jangan langsung percaya begitu saja.
Tetapi kita sendiri pun terkadang tidak pernah tahu apakah berita tersebut hoax atau bukan. Jadi tidak ada waktu untuk mengecek kebenaran berita tersebut, sehingga akhirnya masih banyak saja berita hoax yang menjadi viral dan dipercaya oleh sebagian orang yang memang awam terhadap informasi tersebut.
Literasi informasi dapat diartikan keterampilan mental untuk memahami dan memproduksi informasi baru. Keterampilan ini menjadikan seorang individu dapat mengenali kapan informasi tersebut dibutuhkan serta untuk menemukan, mengevaluasi, efektif menggunakan dan menyampaikan informasi. (American Library Association).
Keterampilan inilah yang dibutuhkan para remaja agar mereka selalu waspada dan berpikir kritis terhadap segala informasi yang mereka dapatkan. Hal ini sesuai dengan salah satu aspek literasi digital yakni, berpikir kritis yang menyatakan tentang kemampuan menyajikan informasi dan memahami informasi dengan kewaspadaan terhadap validitas dan kelengkapan sumber dari internet.
Tapi sayangnya, remaja di jaman sekarang ini tingkat kewaspadaan dan kesadarannya dirasa kurang. Mereka terlalu terbuai oleh berbagai aplikasi yang disuguhkan. Bahkan banyak dari mereka yang waktunya disibukkan oleh media sosial yang mereka miliki, baik itu hanya mengakses atau menjadi bagian darinya, seperti menjadi seleb dadakan dari postingan konten-konten yang mereka buat di platform miliknya.
Salah satu hak yang dimiliki oleh pengguna internet yaitu hak kebebasan berekspresi. Hal ini merupakan kebebasan untuk mengekspresikan ide gagasan maupun pendapatnya secara bebas melalui ucapan, tulisan, maupun komunikasi bentuk lain yang dilakukan tanpa melanggar hak orang lain. Sepertinya hak inilah yang dijadikan landasan bagi para remaja untuk mengekspresikan kreativitasnya dalam berbagai bentuk konten.
Jangankan mereka yang berduit, sekarang ini siapapun bisa menjadi seleb dadakan, asal mereka konsisten dan fokus untuk membuat konten yang diminati masyarakat, sehingga keberadaan mereka dapat diakui. Tidak sedikit juga para seleb dadakan ini akhirnya diundang untuk mengisi berbagai program acara di televisi swasta. Dengan demikian, akhirnya banyak sekali remaja yang tergiur menjadi seleb dadakan hingga mereka lupa akan kodratnya sebagai pelajar.