Profesor Jamaluddin Jompa, Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), memberikan respons tegas terhadap penyebaran flayer atau petisi yang mengatasnamakan Guru Besar dan Dosen Unhas untuk menyampaikan keprihatinan terkait "Menyelamatkan Demokrasi." Dalam maklumat resminya, Rektor menegaskan bahwa flayer tersebut tidak mencerminkan pandangan resmi Unhas sebagai institusi atau kelembagaan (2/1/2024).
Humas Unhas, Dr. Ahmad Bahar, membenarkan keluarnya maklumat resmi dari Rektor, menjelaskan bahwa hal tersebut adalah sikap resmi Unhas secara institusi atau kelembagaan. "Maklumat itu resmi karena ada tanda tangan elektronik dari Pak Rektor. Jadi, Pak Rektor ingin kondusifitas di Unhas tetap terjaga," ungkap Dr. Ahmad Bahar.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Ahmad Bahar, maklumat yang dikeluarkan oleh Rektor Unhas mencerminkan sikap demokratis Prof. Jamaluddin Jompa yang menghargai adanya perbedaan pandangan di lingkungan akademis. Meski demikian, Ahmad Bahar menekankan bahwa pernyataan yang menggunakan nama Guru Besar tidak dapat dianggap sebagai representasi resmi dari Unhas.
Isi maklumat yang dikeluarkan oleh Rektor Unhas antara lain menyoroti eskalasi kontestasi politik yang semakin panas, khususnya terkait debat dan pertentangan mengenai pilihan calon presiden. Rektor menegaskan pentingnya menjaga suasana perbincangan agar tidak mengarah kepada hal-hal provokatif dan intimidatif.
Rektor juga memperingatkan seluruh sivitas akademika Unhas untuk menghargai kebebasan berpendapat sebagaimana amanat konstitusi, sambil tetap menghormati dan menghargai keragaman pilihan politik. Meskipun terdapat perbedaan dalam pilihan calon presiden, Rektor menekankan untuk tidak melakukan kampanye hitam dan mengajak untuk menjaga atmosfer akademik yang sehat.
Maklumat tersebut juga mencermati adanya flayer yang mengatasnamakan Guru Besar dan Dosen Unhas untuk menyampaikan keprihatinan "Menyelamatkan Demokrasi," dan menegaskan bahwa hal tersebut tidak mewakili Unhas sebagai institusi.
Rektor Unhas berpesan kepada seluruh sivitas akademika agar menghindari penyebaran informasi hoaks dan berita yang belum terverifikasi. Poin terakhir dalam maklumat adalah ajakan untuk menjaga silaturahim dan persaudaraan kampus, serta menerima perbedaan pilihan politik dalam suasana kekeluargaan.
Dengan demikian, maklumat ini menjadi instrumen penting dalam menegakkan sikap demokratis dan menjaga keharmonisan di lingkungan Unhas. Profesor Jamaluddin Jompa berharap agar seluruh anggota Unhas senantiasa berada dalam lindungan tuhan yang maha esa dan diberi kekuatan untuk menjadi insan akademis yang bertanggung jawab dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta berbakti untuk bangsa dan negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H