Lihat ke Halaman Asli

Tiongkok Dan Tentang Kolumnis Kelima

Diperbarui: 23 Desember 2016   21:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Benarkah ahok kolumnis kelima dari tradisi atau show from Tiongkok to Indonesian.tergelitik benyu saat membaca sebuah artikel di kompasiana ini,benyu tidak perlu mengulangnya apa yang di sampaikan dalam artikel tersebut,karena benyu ."means to make the successor columnist,atau tepatnya 'means to make the successor columnist is a lot of steps that must be passed and approved by the supreme council.dalam karya Mao Zedong terselip kalimat "手段使繼任專欄作家很多,必須由最高委員會通過並批准步驟. (Shǒuduàn shǐ jìrèn zhuānlán zuòjiā hěnduō, bìxū yóu zuìgāo wěiyuánhuì tōngguò bìng pīzhǔn bùzhòu) kalimat penting yang mengatakan "harus mendapat persetujuan dewan tertinggi.' sedangkan untuk mendapat restu dari dewan tertinggi Beijing (Tiongkok) sangatlah sulit dan harus melalui beberapa tahapan,untuk seorang yang sangat patriotisme atau China asli sendiri saja tidak mudah memperolehnya.

Merujuk berbagai sumber,bahwa benar jika ahok mendapat dukungan finansial dan pengaruh yang sangat banyak dari para taipan,pertama karena para taipan mempunyai kepentingan bisnis di Indonesia,kedua,karena taipan merasa satu warna kulit (benyu menyebut hal yang wajar,bukan karena SARA.) ketiga,belum ada tokoh keturunan yang bisa eksis di kancah perpolitikan atau kancah kekuasaan di Indonesia yang modern ini.berbeda dengan Singapura dan lainya.(di negara tersebut keturunan China sudah berhasil)

The ekonomist telah memuat hal yang berbeda tentang isu politik di Indonesia.karena the ekonomist menggandeng dan juga memasukan semua unsur pendapat serta analisa,the econmist juga memasukan tata cara intrik kekuasaan yang sedang berjalan di Indonesia,melihat ulasan the economist tentang Jakarta Indonesia dapat dengan mudah kita simpulkan bahwa penulis (the economist) sangat paham betul jika di Indonesia suatu kebijakan keputusan,entah itu bidang hukum,bidang sosial ataupun bidang keuangan,selalu terafiliasi dengan kepentingan kelompok maupun individu.di sini pada akhirnya pembaca dengan mudah menyimpulkan apa yang terjadi dengan keadaan saat ini, (pengaitan dengan Basuki Tjahaya purnama,ahok)

Jika melihat ulasan the economist dan bebarapa media asing (media terbitan asing dengan berbahasa asing juga) benyu justru melihat (kesimpulan) jika ahok hanya sebagai operator yang bisa terjungkal kapan saja,karena peranan yang hanya sebagai operator tersebutlah yang membuat posisi ahok sangat sangat riskan,berbeda dengan jika ahok adalah seorang pengambil keputusan,di sini benyu melihat ahok antara paham dan tidak paham dengan apa yang di jalani dan di lakukanya selama ini.benyu mencontohkan kasus dugaan penistaan agama, di sini jelas ahok tidak tahu hal tersebut akan berkembang menjadi besar dan merepotkan dirinya,(contoh)

Bila kita membaca artikel-artikel terbitan dari luar Indonesia, maka bukan suatu rahasia lagi jika ahok sedang di upayakan untuk terbebas dari jerat kasus penistaan agama yang di duga di lakukanya.dan ini menjadi pekerjaan yang sangat sulit bagi mereka yang mengupayakan,karena formula seperti apa yang akan di ambil dan model seperti apa yang akan di kenakan,kasus ini berbeda dengan isu kasus-kasus sebelumnya,mengapa menjadi sulit untuk mencari formula pengalihan,karena seperti yang benyu sebut di atas,ahok dan punggawa ring satu 'Indonesian project" tidak menyangka pidato ahok di Kepulauan seribu tersebut akan berkembang biak menjadi permasalahan hukum dan sosial.

- Proxy war memang sedang berlangsung dan benyu menyebut ulasan-ulasan pada harian atau majalah asing sedang melakukannya,satu pendapat dari benyu,untuk menganalisa secara keseluruhan,jangan lupakan pemimpin US saat ini,dan lihat kebijakan apa yang akan di lakukan oleh US terhadap Beijing,(Tiongkok)

- Syarat mutlak untuk meneruskan dan menjadi penerus kolumnis adalah pengaruh.mao zedong mengatakan,satu hal penting adalah pengaruh.(有很大的影響將發電, a great influence will generate power.) jika membahas kolumnis kelima,maka sudah seharusnya kita jangan melupakan sejarah,seperti jenderal Huang Kecheng,Liang Xincu,Wei Xuoping dan lainya.(baca pertemuan fenomenal Huang pada tahun 1940)

Pada tahun 1911, Mao sendiri bersusah payah untuk merevolusi kekaisaran Dinasti Qing,dan memberikan Tiongkok baru,mao berhasil memberikan kemerdekaan yang hakiki untuk China,2000 tahun kekuasaan kekaisaran berhasil di runtuhkan oleh seorang mao muda yang cerdas dan kharismatik.dan tahun 1912, Republik Cina diproklamasikan oleh Sun Yat-sen dan Cina resmi masuk kepada zaman modern republik.

Walaupun kekaisaran sudah runtuh, namun China tetap mengadopsi cara-cara (faham) tradisional,inilah yang membuat China semakin kuat,pada waktu itu doktrinisasi komunis yang di ajarkan mao sangat berhasil dan boleh dikatakan sangat sukses dengan cepat tanpa meninggalkan tabiat dan perilaku leluhurnya,Peran Mao Zedong dalam menumbuhkan ideologi anti asing sangat penting dalam perkembangan Tiongkok menuju China yang maju,dan menjadi sebuah negara China yang kuat dan di segani asing,mao sangat tidak setuju dengan kekaisaran yang berteman akrab dengan kepentingan asing,(Oxford etc)

dalam bukunya,baik John Memphi maupun Ernst sudah mengatakan sejak jauh hari tentang invasi penduduk china ke negara lain,dan kini apa yang di tulis oleh Oleh mereka sudah menjadi realita,beberapa tulisan tersebut sendiri sudah melalui riset yang cukup memakan waktu lama, bagaimana dan seperti apa cara-cara China melakukan atau "memakmurkan" negara lain. fase yang kelima inilah yang saat ini sedang berjalan,(fase memakmurkan negara lain,) dalam pembentukan Republik Rakyat Cina mao Zedong selalu mengatakan Cina sebagai tanah leluhur dan negara lain sebagai tanah kemakmuran."kemakmuran' dalam hal ini akan kita bahas pada lain kesempatan.

Mungkin terlalu jauh jika mengatakan ahok adalah kolumnis kelima.jika operator dari bagian tersebut barulah menjadi sangat mungkin,keterkaitan yang selalu di kait-kaitkan.itulah yang saya sebut keadaan saat ini,ahok tidak mempunyai pengaruh yang cukup untuk menjadi kolumnis kelima,ahok tidak cukup mempunyai wibawa (image) untuk menjadi kepanjangan Tiongkok.dan ahok tidak cukup mumpuni untuk di andalkan sebagai tangan "satu China.'

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline