Lihat ke Halaman Asli

Yai Baelah

(Advokat Sibawaihi)

Tekak

Diperbarui: 26 Maret 2019   09:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pri

Orang "tekak" adalah orang yang diberi tahu tapi tak mahu tahu. Mengapa bisa begitu? Karena ia mengira dirinya tahu. Padahal ia tidak tahu kalau dirinya tidak tahu. Maka, percuma memberinya tahu.  Mahunya menurut dia sendiri yang sebatas dia tahu. 

Dus, pengetahuannya tak akan bertambah, ilmu tak membuatnya jadi lebih tahu, tapi malah membuanya jadi bertambah dungu. Bahkan keliru pun dia tak tahu. Emang otaknya segitu, maka pikirannya buntu. Lucu? Nggak!. Lalu? Bikin malu! 

But, saya tak mau menggerutu. Apa untungnya buat ku?  Sebetulnya, dalam tulisan ini saya cuma ingin memaparkan sesuatu hal tentang "anti tekak", yakni tentang "tahu", tentang bagaimana orang yang berilmu itu. Yang benar-benar berilmu, karena ia menjalani proses mendalami ilmu. Marilah kita lihat paparan singkat berikut ini:

Orang yang mendalami ilmu itu akan mengalami 4 tahap dalam proses perkembangan kejiwaannya:

Tahap Pertama :
*Rendah diri
Dia tahu kalau dirinya tidak tahu
(maka dia akan belajar)

Tahap Kedua :
*Lupa diri
Dia tahunya dia saja yang tahu
(maka dia maunya mengajar saja)

Tahap Ketiga :
*Ingat Diri (Rendah hati)
Dia tahu kalau bukan hanya dirinya saja yang tahu
(maka dia mengajar sambil belajar)

Tahap Keempat :
*Tahu diri
Dia tahu kalau ternyata dirinya tak banyak tahu
(maka dia akan diam)

"Tahu diri" ini adalah tingkat tertinggi dari orang yang berilmu.

#yaibaelah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline