Lihat ke Halaman Asli

Hebat.. Sosok Ini Kucurkan Rp3,5 M Atasi Kekeringan di Gunungkidul

Diperbarui: 7 Oktober 2016   22:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten Gunungkidul, Yogjakarta merupakan daerah yang sering dan salah satu terparah terkena musibah kekeringan di Indonesia. Tahun 2015, hampir 80 persen daerah tersebut terkena dampak.

Saat itu masyarakat kesulitan air bersih, sawah kekeringan dan berakibat pada menurunnya kesehatan masyarakat. Selain itu, perekonomian masyarakat juga menjadi terhambat, angka kemiskinan menjadi bertambah. Masyarakat disana membutuhkan perhatian lebih, baik itu dari pemerintah maupun dari seluruh elemen masyarakat.

Selama ini kita terlalu terfokus kepada musibah bencana alam yang lain seperti banjir, longsor, gempa dan lain-lain. Musibah kekeringan seakan tenggelam dari musibah yang lainnya, padahal dampak yang dirasakan sangat besar.

Dipertengahan tahun 2016, ada kabar gembira yang didapat oleh masyarakat di Gunungkidul. Ada seorang purnawirawan TNI menyumbangkan uang pribadinya untuk membangun satu pom pengairan senilai Rp3.5 miliar.

Jenderal (purn) Moeldoko nama orang tersebut, mantan panglima TNI yang baru saja pensiun. Kenapa seorang Moeldoko rela mengeluarkan uang sebesar itu untuk membantu masyarakat Gunungkidul. Kalau dikaitkan dengan politik, Moeldoko bukan berasal dari Partai Politik. Dan jika dikaitkan dengan pencitraan, kenapa Moeldoko membantu daerah yang jarang terekpose media. Kalau mau dipuji-puji atas bantuannya, harusnya memilih daerah yang mudah diakses media. Kenapa harus Gunungkidul ?

Selama ini kita sering disuguhi pemberitaan seseorang berbuat sesuatu yang hanya dinikmati sedikit orang, tapi ekpose pemberitaannya sangat bertubi-tubi. Gunungkidul sangat membutuhkan bantuan yang nyata dan mendesak, karena ada ribuan nyawa terancam jika bencana kekeringan kembali terulang.

Usut punya usut, ternyata ada kaitan antara bantuan yang diberikan Moeldoko dengan masyarakat Gunungkidul. Menurut Moeldoko, saat dirinya masih menjadi taruna akmil akhir tahun 1970-an dirinya dan taruna lainnya mengikuti rute jendral Sudirman, saat itu kondisi Gunungkidul masih tertinggal dan tandus.

Namun, jiwa sosial masyarakat saat itu tinggi. Hal itu terbukti saat para taruna melewati rumah penduduk mereka menyediakan ubi, Ketela pohon, Gula merah dan air putih untuk diberikan.

"Alhamdulliah setelah punya kesempatan saya ingin mengembalikan darma bakti saya kepada masyarakat," ucap Moeldoko.

Ia merogoh koceknya dalam-dalam untuk membangun sistem pipa air sampai ketinggian 134 meter. Panjangnya pipa yang digunakan, memerlukan biaya yang cukup tinggi.

"Sistem pengairan ini dinilai efisien karena tak memakai mesin, sehingga masyarakat tak perlu pusing-pusing memikirkan bahan bakar," tutur Moeldoko.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline