Memang tidak kali ini, saat Indonesia menghadapi Arab Saudi. Pelatih STY belum memberikan kesempatan kedua itu, nama Elkan tidak termasuk dalam pemain yang akan terbang ke Riyadh. STY punya otoritas penuh menentukan siapa-siapa yang termasuk dalam skuadnya.
Mengapa STY enggan?
Boleh jadi ini rentetan peristiwa beberapa bulan lalu ketika Elkan 'tidak' ikut memperkuat Timnas saat dihadapkan pertandingan krusial melawan Guinea di Paris. Indonesia kalah, harapan bermain di Olimpiade pun pupus. Hubungan STY dan Elkan menjadi sebuah catatan.
Apakah Elkan akan mendapat kesempatan kedua?
Tentu saja. Timnas setidaknya akan bermain sepuluh kali dalam round 3 piala dunia ini. Kesempatan kedua buat Elkan bisa datang dengan mode 'terpaksa'. Badai cidera membuat krisis pemain belakang Timnas. Pilihan pengganti tidak banyak. Elkan menjadi sosok yang diharapkan. STY selaku pelatih profesional akan menghubunginya, memberi kesempatan kedua. Tinggal bek jangkung ini yang memutuskan, memanfaatkan atau mengabaikan. Tentu Elkan tahu, kesempatan ketiga baginya hampir tertutup sempurna.
Kesempatan kedua bisa datang dengan mode 'elegan'. Ia menghubungi STY, meminta maaf jika mempunyai kesalahan. Membuat komitmen akan memperbaiki diri. STY tentu akan memaafkan, bila memang harus ada yang dimaafkan. Bilang pada Elkan, "Tidak apa-apa, kita akan membuka lembaran baru bersama-sama".
Nah, mode ketiga soal kesempatan kedua ini adalah mode 'wow'. Prestasi Elkan moncer, tiap bertanding klubnya menang. Banyak penyelamatan dilakukan di area pertahanan. Elkan jadi buah bibir, digadang-gadang akan jadi bek hebat di masa depan. Maka prestasi itulah yang akan memberi Elkan kesempatan kedua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H