Lihat ke Halaman Asli

Penerapan Sistem Belajar Fun Science oleh Mahasiswa UNNES Giat 3 pada Siswa Sekolah Dasar di Desa Temengeng, Blora

Diperbarui: 1 Desember 2022   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Desa Temengeng merupakan desa yang memiliki potensi pengembangan khususnya dalam bidang pendidikan. Salah satu permasalahan di desa tersebut adalah kurangnya guru dan metode pembelajaran yang masih monoton. Lebih mudah bagi anak-anak untuk mempelajari apa yang menarik perhatian.

Dok. pribadi

Pembelajaran sains dengan memanfaatkan media pada siswa Sekolah Dasar merupakan suatu cara untuk membentuk ketertarikan siswa SD khususnya di bidang sains. Seiring kemajuan teknologi di era globalisasi saat ini, penerapan sistem pembelajaran sains dengan media maupun objek akan mempermudah anak Sekolah Dasar untuk memahami Sains. Kurangnya inovasi pembelajaran untuk anak Sekolah Dasar di Desa Temengeng ini menunjukan bahwa bagi seorang anak mempelajari sesuatu yang menarik perhatian akan lebih mudah untuk dipahami. Berdasarkan hal di atas, Mahasiswa KKN UNNES Giat di Desa Temengeng berharap dengan adanya kegiatan Fun Science anak-anak akan lebih mudah memahami jika penerapannya dilakukan dengan media atau objek sehingga aktivitas belajar sambil bermain sangat menyenangkan bagi siswa SD. 

Metode pembelajaran menjadi salah satu permasalahan utama di Desa ini. Beberapa metode pembelajaran yang coba kami ajarkan diantara nya yaitu balon ajaib, tegangan permukaan air, lilin penyedot air, lava lamp, dan demonstrasi erupsi gunung berapi menggunakan alat sederhana. Berbagai percobaan di atas dapat dilakukan secara mandiri oleh siswa di rumah maupun di sekolah. 

Dok. pribadi

Percobaan erupsi gunung meletus  - Dok. pribadi

Salah satu percobaan yang cukup menarik minat siswa adalah percobaan lava lamp. Percobaan lava lamp dilakukan dengan mencampurkan air, minyak, pewarna makanan, dan cuka. Minyak mengapung di atas air karena minyak memiliki massa jenis yang lebih rendah daripada air. Pewarna makanan memiliki kerapatan yang sama dengan air, sehingga dapat meresap ke dalam minyak dan bercampur dengan air. Ketika cuka ditempatkan di dalam air, ia melepaskan gas karbon dioksida dalam bentuk gelembung di dalam air, sehingga terlihat seperti cahaya di dalam air. 

Selain itu, gelembung atau gas terlihat seperti ledakan lava yang menggelegak di permukaan kaca, sehingga permainan ini disebut lava lamp. Selain bermain dengan lava lamp, anak-anak juga diajak belajar tentang bagaimana gunung berapi dapat meletus dan mengeluarkan lava atau magma dengan bantuan demonstrasi gunung meletus menggunakan alat sederhana. Alat sederhana tersebut adalah model gunung yang dibuat dengan pasir atau tanah liat yang didalamnya disematkan botol bekas yang berfungsi sebagai dapur magma. 

Pembelajaran dilaksanakan dengan demonstrasi berbagai percobaan di depan siswa dan diikuti dengan siswa yang maju kedepan dan membantu sebagai volunteer. Dengan adanya kegiatan ini, siswa menjadi lebih paham dan merasa tertarik untuk belajar Sains, karena Sains disampaikan dengan cara yang menyenangkan. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline