[caption caption="Lelaki Bertongkat"][/caption]Dari jauh ku pandang,
nyaris tak terlihat
hanya langkah bimbang
bersama tongkat kayu sepat
Langkahmu tiada lagi cepat
Seperti dulu
Saat di mana kau masih berlari
Menemani kaki-kakiku yang mungil
Melindungiku dari petaka
Dari sedih yang berkunjung tanpa diduga
Tak bisa dia memandangku,
Jarak kami terlalu jauh
Namun suaranya masih jelas
Bedanya, di sana tak ada lagi
Pria dengan nada tegas
Berkata lantang dan berani
Suara itu kini lemah,
Seakan tak bertenaga
Aku ingin menyentuh
Tapi apa daya
Kami terlalu jauh...
Tangan yang ketika itu
gendong tubuh mungilku
dengan sayang tanpa kaku
Kini berbayang pekat
Bergelut dengan tongkat
Paksa langkahmu tersekat
Aku tahu kau bersusah payah
Tetaplah tabah, Ayah!
(Jakarta, 21 Maret 2016) | ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H