Lihat ke Halaman Asli

Bunuh Diri Bukan Solusi

Diperbarui: 13 Oktober 2023   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Belakangan ini ada salah fenomena yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. Fenomena tersebut adalah kasus bunuh diri yang dilakukan seorang mahasiswi dengan beragam dugaan motif yang melatarbelakanginya. Namun, bukan hal itu yang ingin saya angkat pada artikel ini. Saya akan memberikan analisa subjektif saya terkait bunuh diri, serta ingin menjelaskan proses seorang individu hingga sampai memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidupnya. Padahal kemarin pada tanggal 10 Oktober, kita telah memperingati Hari Kesehatan Mental Se-Dunia. Tapi, mengapa setelah hari peringatan tersebut masih ada mental yang belum pulih dan kasus bunuh diri yang terjadi. Bunuh diri kian merekah dan bertambah secara angka dalam waktu yang tidak terduga.

Lantas, siapa yang salah? Maka saya memilih untuk tidak menjawab pertanyaan tersebut. Jika kita terus berbicara siapa yang salah, maka akan memperburuk keadaan. Menurut saya, alasan utama seseorang hingga sampai mempunyai pikiran untuk bunuh diri (mengakhiri hidupnya) adalah sudah tidak sanggup menghadapi segala problematika yang dialaminya.

Saya yakin pasti akan timbul perdebatan dengan argumen yang hebat terkait hal ini. Terlepas dari perdebatan yang pasti akan selalu ada, saya ingin memberikan pendapat saya bahwa mental setiap individu itu berbeda-beda. Ada individu bermental baja yang mampu menghadapi dan menyelesaikan semua masalah yang datang. Tapi, di sisi lain juga ada individu yang tak memiliki mental baja, dia akan kesusahan untuk menghadapi dan menyelesaikan segala masalahnya.

Individu yang tegar saja belum tentu mampu menghadapi semua permasalahannya. Individu tersebut pasti juga akan mengalam kesulitan, tapi individu yang memiliki mental baja biasanya memiliki prinsip dan pikiran yang positif bahwa sebuah masalah harus diselesaikan hingga tuntas.

Seorang individu yang memiliki mental lemah lebih rentan untuk mengalami stress dan depresi dibandingkan individu yang bermental baja. Karena, individu yang memiliki mental lemah biasanya masih belum mampu mengendalikan pikiran, jika dia diserang oleh masalah yang datang tiba-tiba, dia akan merasakan kepanikan yang luar biasa dan cenderung memikirkan hal-hal buruk.

Oleh karena itu bagi Anda yang memiliki mental lemah, diharuskan untuk membiasakan diri dengan tenang ketika mendapatkan sebuah masalah. Ingat, tenang bukan berarti tidak peduli atau menyepelekan. Saya akan mengatakan itu pola pikir yang salah. Karena tenang adalah suatu sifat yang memiliki konsep bahwa tidak ada keributan, ketakutan, kekhawatiran, dan kekacauan secara mendalam. Tentu saja, orang yang tenang juga memiliki rasa keributan, ketakutan, kekhawatiran, dan kekacauan di dalam kepalanya. Akan tetapi, semua hal yang dirasakan oleh seorang individu yang tenang mampu dikontrol dan masih dalam batasan atau kemampuan individu tersebut.

Memang susah, memang sulit, namun susah dan sulit bukanlah suatu kemustahilan yang pasati gagal. Di dalam kesusahan dan kesulitan untuk menjadi individu yang tenang, masih ada kemungkinan-kemungkinan yang bisa membuat ketenangan tersebut muncul. Jika Anda bertanya kepada saya tentang “bagaimana cara memunculkan ketenangan?” Saya akan menjawab “hanya Anda yang tahu bagaimana menjadi individu yang penuh ketenangan”.

Tapi, saya tetap akan memberikan beberapa cara yang sudah pernah saya gunakan untuk memunculkan ketenangan. Saya akan memberikan empat cara untuk tenang. Keempat cara tersebut, yaitu:

  • Teknik pernapasan. Anda harus melakukan cara ini dengan menarik dan menghembuskan nafas secara berkala dengan pola yang teratur.
  • Minum air mineral. Meminum air (apalagi hangay) akan memberikan relaksasi sistem pusat saraf Anda.
  • Cari tempat sunyi. Pergilah dari tempat yang penuh kebisingan ke tempat yang sunyi. Tempat yang bising hanya akan membuat pikiranmu semakin kacau.
  • Berpikir positif. Berpikirlah secara positif dan anggap bahwa masalah yang datang padamu itu bisa diselesaikan.

Jika Anda (seorang individu bermental lemah) belum mampu untuk tenang, maka Anda bisa memfasilitasi segala keresahan yang disebabkan oleh masalah itu. Anda bisa melakukan pelarian dengan menggunakan hal-hal yang diminati, seperti olahraga, main game, jalan-jalan, dan lainnya. Langkah ini dilakukan jika Anda adalah seorang individu dengan tipe yang susah untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah. Terkadang memfasilitasi keresahan seperti ini, mampu menenangkan Anda sesaat, atau bisa dikatakan sifat tenang secara tidak langsung akan terstimulus secara perlahan.

Individu yang memiliki mental lemah juga tidak boleh ditinggalkan dan dibiarkan berjuang sendirian dalam melawan segala masalah yang dihadapinya begitu saja. Individu yang memiliki mental lemah harus didampingi oleh orang terdekatnya, meskipun hanya dalam hal mengawasi, tapi itu sangat penting. Karena, kita semua tidak tahu, cara apa yang akan dilakukan oleh individu yang bermental lemah tersebut dalam menyelesaikan masalahnya. Maka, saya menyarankan kepada Anda semua yang memiliki pasangan, keluarga, maupun teman yang memiliki mental lemah untuk menemani dan mengawasi mereka saat mendapatkan sebuah masalah.

Ketika Anda melihat teman yang sedang murung, coba tanyakan kenapa murung. Jika temanmu ingin berceita sesuatu, coba dengarkan apa yang ingin dia sampaikan. Jika temanmu sedang mengalami kesedihan, coba temani dan tenangkan dia. Jika temanmu sedang merasa bingung untuk menentukan apa yang harus dilakukan, coba kasih solusi. Jika bukan Anda (orang terdekatnya) yang membantu, lantas siapa lagi, apakah Anda tega dan rela jika dia melakukan hal buruk nantinya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline