Oleh : M. ‘Ainurridho ‘Allaamsyah
Prodi : Psikologi
Universitas : Universitas Muhammadiyah Malang
NIM : 202210230311242
Abstrak
Self-love adalah suatu keadaan atau kondisi di mana Anda memberikan penghargaan terhadap diri sendiri. Penghargaan tersebut dapat bernilai fisik, psikologis, hingga spiritual. Self-love juga berarti Anda menghargai serta selalu menjaga dan memikirkan kebahagiaan dan kesejahteraan diri sendiri. Self-love juga berarti Anda melakukan segala kegiatan dan aktivitas yang Anda suka tanpa adanya paksaan atau pengaruh dari orang lain.
Self-love ini juga berarti bahwa Anda hidup saat ini tidak meniru atau memplagiasi standar gaya hidup yang bukan dari dan kempauan Anda sendiri. Hal ini juga bisa berarti ketika Anda ingin melakukan aktivitas atau kegiatan apapun itu, sebaiknya Anda juga harus tetap menjaga dan memberikan prioritas untuk kebutuhan Anda sebelum memikirkan atau menyenangkan orang lain. Jangan sampai Anda mengorbankan kesejahteraan diri Anda sendiri hanya untuk kepentingan atau kebahagiaan orang lain. Self-love sendiri merupakan sesuatu yang berbeda untuk setiap orang karena tiap orang memiliki caranya masing-masing untuk bisa mendapatkan ketenangan serta kebahagiaan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk mencari tahu seperti apa tipe atau cara yang bisa Anda gunakan untuk melakukan self-love. Dengan lebih mengenal diri sendiri, Anda akan menjadi individu yang selalu berpikir positif dan kesehatan mental Anda pun akan selalu terjaga. Tidak hanya itu, ketika Anda sudah mengetahui dan faham dengan self-love Anda sendiri, hal itu juga akan meningkatkan mawas diri akan nafsu dan pengaruh dari gaya hidup orang yang jauh di atas Anda. Cintai lah diri kamu dulu, baru kamu boleh mencintai orang yang kamu mau.
Pendahuluan
Banyak masarakat di Indonesia khususnya anak muda, banyak dari mereka yang hdup dalam keadaan sosial yang terbalut dengan penuh gengsi. Kebanyakan dari mereka hidup terlalu memaksa. Mereka hidup mengikuti gaya hidup yang tidak sesuai kemampuan ekonomi dari mereka masing-masing. Seperti contoh kemampuan ekonomi mereka menengah kebawah, tetapi mereka mengikuti gaya hidup orang yang kemampuan ekonominya jauh di atas nya, seperti celebrity.
Dengan ini, dengan tulisan ini saya berharap khususnya terhadap anak muda di Indonesia untuk berhenti memaksakan standar hidup jikalau tidak mampu. Hidup dan berbahagialan denga apa yang kamu miliki. Beli dan belanja lah sesuatu dengan kemampuan ekonomi keluargamu. Jangan memaksa, menjadi diri sendiri itu sudah susah, apalagi menjadi orang lain.